SOLOPOS.COM - Ilustrasi penolakan konsumsi daging anjing (Solopos)

Solopos.com, SOLO — Jumlah konsumsi daging anjing di Kota Solo, Jawa Tengah, diklaim menempati peringkat nomor satu di Indonesia. Hal itu dikemukakan ketua komunitas pencinta hewan, Animal Defenders Indonesia, pada Februari 2021.

Menurut data yang mereka miliki, ada tiga wilayah tertinggi dalam hal konsumsi daging anjing di Indonesia, yaitu Solo, Medan, dan Jakarta. Kedekatan kuliner anjing dengan masyarakat di Kota Solo sudah menjadi bagian dari sejarah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dosen sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko dalam artikelnya bertajuk Sate Anjing dan Budaya Omben-Omben di Solo yang diterbitkan di Beritagar.id, 25 Februari 2018, mengupas tentang sejarah sate anjing dan budaya mabuk di Solo.

Baca juga: Sengsu: Proses Seekor Anjing Jadi Olahan Kuliner di Kota Solo

Penjual daging anjing di Solo ditemukan sejak zaman dulu dengan cara dagang berkeliling sampai akhir 1980-an. Kala itu tidak sedikit penjual yang menjajakan grabyasan atau daging anjing goreng, sate, tongseng, hingga rica-rica.

Kendati banyak ditemukan di Kota Solo, Heri menyebut penjual kuliner daging anjing rata-rata berasal dari Kampung Lor dan Baki, Sukoharjo.

Nama yang paling melegenda di dunia sate anjing alias sate jamu hingga 1940 adalah Mitro Jologug. Sampai saat ini usaha kuliner ekstrem tersebut dilanjukan oleh anak cucunya.

Sampai saat ini jumlah konsumsi daging anjing di wilayah Soloraya terbilang cukup tinggi se-Jawa Tengah. berdasarkan catatan Dog Meat Free Indonesia, sebanyak 13.700 anjing dibantai di Soloraya untuk dikonsumsi. Berdasarkan data tersebut, Kota Solo menjadi kawasan paling tinggi mengonsumsi daging anjing. Mayoritas anjing tersebut dipasok dari wilayah Jawa Barat.

Padahal pemerintah melarang daging anjing dikonsumsi berdasarkan UU nomor 18/2012 tentang Pangan. Kendati demikian sampai saat ini masih banyak warung yang menjajakan kuliner daging anjing. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi daging anjing memiliki risiko bagi kesehatan. Adapun risiko penyakit yang dapat ditularkan seperti rabies, Salmonella sp., E.coli, kolera, cacingan, dan scabies.

Baca juga: Kuliner Anjing Solo

Proses Masak

Proses pengolahan daging anjing menjadi sengsu di warung yang berada di Solo itu diawali dengan memilih bahan baku utama, yaki anjing yang masih muda. Daging anjing muda dipilih karena teksturnya yang empuk.

Anjing itu kemudian dipindahkan ke kandang untuk dibantai dengan cara dipukul dibagian belakang kepala. Kemudian kulit anjing dibakar untuk menghilangkan bulunya, dicuci, dan dipotong.

Sebelum dipotong, anjing yang sudah mati akan digantung dengan posisi kepala di bawah. Jagal biasanya akan memotong telinga anjing terlebih dahulu, dilanjutkan menggorok leher agar darah yang berada di dalam tubuh keluar.

Baca juga: Alamak! Ada 500 Warung Olahan Daging Anjing di Soloraya

Setelah itu kepala anjing dipotong dilanjutkan menyayat perut dan mengeluarkan isinya. Isi perut anjing itu dibersihkan dari kotoran dan sisa makanan yang kemudian dicampur dalam bahan masakan. Pemotongan dilanjutkan dengan memotong bagian paha atas, rusuk, tulang belakang, dan paha belakang.

Semua potongan daging anjing ini biasanya dicincang untuk rica-rica, kecuali bagian paha belakang yang diolah menjadi sate karena memiliki daging yang tebal.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Warga Jateng, Setop Makan Daging Anjing!

Respons Gubernur Jateng

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga berhenti mengonsumsi makanan yang terbuat dari daging anjing. Hal ini merupakan wujud dukungan terhadap kampanye bebas daging anjing di Provinsi Jawa Tengah.

“Hentikan makan daging anjing, kita dorong anjing pada fungsi-fungsi yang bisa dilakukan, seperti K9 (anjing pelacak kepolisian), terus mereka bisa lucu-lucuan jaga kebun, jaga rumah. Itu menurut saya jauh lebih penting,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (17/3/2022) kemarin seusai menerima penghargaan dari Koalisi Dog Meat-Free Indonesia (DMFI).

Ganjar Pranowo menyebut sejumlah wilayah seperti Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Brebes telah membuat regulasi terkait pelarangan jual beli daging anjing untuk dikonsumsi.

“Sukoharjo umpama sudah ada yang bertindak dan (kasus) sudah sampai ke pengadilan. Terus kemudian beberapa kabupaten/kota seperti Brebes tadi sudah membuat aturan atau regulasi untuk melarang memperjualbelikan atau memakan daging anjing,” katanya.

Baca juga: Sengsu

Ganjar menekankan pentingnya edukasi secara berkelanjutan untuk menghentikan perdagangan dan konsumsi daging anjing.
Dia menyatakan siap membantu pedagang daging anjing untuk berganti ke komoditas daging yang lain seperti daging ayam, kambing, atau sapi.

“Saya minta kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah, yuk berhenti makan daging anjing. Yang jualan daging anjing, sengsu, jamu, atau apa pun istilahnya itu tolong hentikan. Ganti nanti dengan daging yang lain, kita siap membantu untuk mentransformasikan itu, maka saya minta polanya bukan saja genjot hukuman tapi yuk kita edukasi bersama,” kata Ganjar.



daging anjing, kuliner ekstrem, gubernur jateng, ganjar pranowo, berita kota solo, kuliner solo,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya