SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, tak menjawab secara pasti soal respons negatif sejumlah pihak terhadap wacana yang ia lontarkan. Wacana itu yakni sterilisasi sekolah dari pedagang kaki lima (PKL) untuk mencegah penularan hepatitis akut.

Tetapi, Bupati ingin ada edukasi terhadap PKL untuk memproduksi makanan yang sehat. Sebelumnya, wacana untuk mensterilkan sekolah dari para PKL kemudian mendapat penolakan dari PKL dan respons negatif dari kalangan anggota DPRD Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau PKL ditanya tentang kebijakan sterilisasi sekolah dari PKL jelas keberatan. Semua usaha itu akan ada risikonya. Ini untuk melindungi anak-anak,” Kata Bupati Yuni, sapaan akrabnya, saat ditemui wartawan di Setda Sragen, Jumat (13/5/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menilai PKL bisa diedukasi untuk memproduksi makanan yang sehat. Pemkab memiliki dana untuk edukasi dan pelatihan kepada UMKM [usaha mikro kecil, dan menengah] termasuk PKL. Bila nanti ada yang memenuhi standardisasi makanan sehat, maka PKL itu bisa berjualan di sekolah.

Ia menambahkan, untuk pencegahan penyebaran hepatitis akut harus dilakukan penguatan internal dan eksternal sekolah. Secara internal, anak-anak dibekali makanan dari rumah sehingga tidak tergiur untuk jajan.

Baca Juga: Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL di Sragen Dinilai Kurang Bijak

Kantin sekolah diedukasi untuk menyediakan makanan yang sehat. Secara eksternal, para PKL diedukasi untuk menjual makanan atau minuman yang higienis baik penyajian, pembuatan, dan bahannya.

Yuni mengatakan PKL perlu diedukasi dan dilatih tentang standar baku mutu produknya. Seperti penggunaan minyak goreng yang dibatasi, kandungan jajanan yang sehat daln lain-lain.“Jual makanan harus sehat buat anak-anak didik kita. Bersih itu menjadi kunci penting, baik dalam hal penyajian, pembuatan, dan bahannya,“ ujar Bupati.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Hargiyanto, mengaku pemeriksaan makanan yang dijajakan pedagang sebenarnya sudah sering dilakukan. Pemeriksaan sebatas untuk mengetahui kandungan jajanan yang dijual, bukan untuk mencegah hepatitis.

Baca Juga: Wacana Sterilisasi Sekolah dari PKL di Sragen Dinilai Kurang Bijak

“Kalau pemeriksaan seperti di pasar untuk mengetahui kandungan formalin pada bakso itu bisa dilakukan. Itu pemeriksaan makanan dari bahan yang berbahaya agar orang terbiasa hidup sehat atau membentuk budaya sehat, bukan kemudian langsung ke pencegahan hepatitis akut,“ jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya