SOLOPOS.COM - Penanggulangan virus Zika di Kolombia (Reuters)

Penyakit menular Zika ternyata dampaknya bisa lebih gawat.

Solopos.com, CHICAGO – Para ilmuwan yang menyelidiki virus Zika menduga bahwa dampak virus yang dijangkitkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti itu bisa lebih beragam dan serius.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kelainan fisik bayi lahir berupa mikrosefalus atau kepala yang berukuran lebih kecil daripada ukuran normal serta sindroma kelumpuhan Guillain-Barre sejauh ini menjadi dampak paling jelas dari virus itu.

Namun belakangan ada sejumlah temuan baru berupa infeksi otak dan saraf tulang belakang, termasuk di antaranya ensefalitis [peradangan otak], meningitis [peradangan pada jaringan pelindung otak dan saraf tulang belakang], dan myelitis [radang sraf tulang belakang] pada orang-orang yang terjangkit Zika. Semua itu bisa berdampak kelumpuhan dan kecacatan permanen pada pengidapnya.

Temuan baru dampak Zika yang jauh lebih serius ini meningkatkan tekanan pada negara-negara yang harus lebih cermat menanggulangi nyamuk pembawanya dan menyiapkan pelayanan kesehatan jangka panjang kepada para korban penjangkitannya.

Sejauh ini para ilmuwan punya dua pendapat soal kenapa muncul dampak yang lebih serius dari Zika. Yang pertama, saat virus ini berjangkit ke kawasan dengan populasi besar, berbagai dampaknya lantas jadi lebih mudah terlihat ketimbang saat virus itu berjangkit di kawasan berpenduduk sedikit dan terpencil. Kedua, munculnya bukti dampak-dampak lain itu adalah akibat adanya evolusi yang dialami virus itu.

Wabah Zika kali pertama dideteksi di Brasil tahun lalu dan lantas menyebar ke seluruh benua Amerika. Gejala dampaknya yang paling terlihat adalah adanya ribuan kasus bayi yang mengalami mikrosefalus yaitu kepala yang berukuran lebih kecil dari normal, yang menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan jaringan otak.

Dugaan kuat bahwa Zika menyerang sel saraf didapat dari autopsi terhadap janin yang diaborsi atau lahir mati yang menunjukkan bahwa virus itu mengembangbiakkan diri di jaringan otak. Para dokter juga khawatir jika paparan virus Zika di rahim akan mengakibatkan dampak tersembunyi seperti gangguan mental atau kesulitan belajar yang tak bisa langsung dideteksi saat bayi lahir.
Virus ini mendapatkan namanya saat ditemukan kali pertama di Hutan Zika di Uganda, Afrika, pada 1947. Virus itu menyebar tanpa kentara di Afrika dan Asia, namun hanya berdampak infeksi skala rendah dan gejala-gejala yang ringan.

Namun saat wabah meruyak di kawasan Polinesia Prancis di Samudera Pasifik, ilmuwan mulai mengaitkannya dengan dampak berupa sindroma kelumpuhan Guillain-Barre. Sejumlah pasien di Polinesia Prancis ini yang kemudian ditemukan mengalami berbagai kondisi gangguan sistem saraf dan jaringan otak, yang memicu ilmuwan untuk menduga bahwa paparan virus Zika menjadi penyebabnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya