SOLOPOS.COM - Ilustrasi umrah di Masjidil Haram Mekkah, Saudi Arabia. (JIBI/Solopos/Antara/Dok)

Solopos.com, JAKARTA — Meski pemerintah telah merilis travel warning ke Arab Saudi dan negara Timur Tengah lainnya akibat merebaknya ancaman Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV), kalangan pengusaha biro perjalanan haji-umrah optimistis peringatan tersebut tidak akan menyurutkan minat masyarakat untuk melaksanakan umrah.

Mahfudz Djaelani, Ketua umum Forum Konsorsium Perusahaan Penyelenggara Perjalanan Umroh Ampuh, mengungkapkan, kenaikan jumlah peserta umroh bisa mencapai 50% jika dibandingkan dengan periode tahun lalu. “Kami memprediksi pada tahun ini mencapai 1,1 juta perjalanan umroh dari Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Minggu (11/5/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Minat masyarakat untuk beribadah umrah, tegasnya, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah perjalanan umrah mencapai 714.032 orang pada 2013 atau naik jika dibandingkan dengan periode 2012 yang hanya mencapai 512.147. jumlah pada 2012 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode tahun sbeelumnya yang hanya mencapai 295.185 orang.

Menurutnya, selain pertumbuhan ekonomi, kenaikan jumlah peserta umroh juga diakibatkan terbatasnya kuota haji. “Saat ini, Umroh menjadi solusi atas terbatasnya kuota haji yang sudah ditetapkan setiap tahun oleh pemerintah Arab Saudi,” ujar mahfudz yang saat ini menjabat sebagai direktur utama perusahaan penyelenggara haji dan umrah, PT Bin Mahfudz.

Ketua Umum Asosiasi Travel Agen (Asita) Asnawi Bahar menegaskan keberangkatan jemaah umroh untuk beribadah ke Tanah Suci tetap lancar meski saat ini wilayah Timur Tengah merebak MERS-CoV. “Sampai saat ini belum ada pengaruh signifikan terkait dengan isu virus MERS dengan perjalanan umroh ke Tanah Suci,” katanya.

Namun, untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dari Jemaah, lanjutnya, Asita telah mengimbau anggotanya untuk memberikan informasi di Timur Tengah kepada para jemaah sebelum mereka berangkat ke Makkah dan Madinah.

“Pasalnya, kami belum bisa memprediksikan apakah ada pengaruh penurunan angka pemberangkatan  umroh karena virus MERS-Cov baru merebak sebulan belakangan. Namun, kami akan terus memantau perkembangan terbaru.” Asita berharap kepada pemerintah, jelasnya, untuk terus memantau dan menginformasikan seluruh perkembangan terkait merebaknya virus tersebut agar pelaku usaha bisa ikut memberikan tindakan preventif untuk calon jemaah.

Muhammad Hasan, CEO perusahaan agen perjalanan umroh Gaido Travel memaparkan, tidak ada jemaah umroh yang menunda keberangkatan terkait dengan maraknya pemberitaan tentang virus MERS-CoV. “Mungkin hanya keluarga yang ditinggal saja yang merasa khawatir dengan anggota keluarganya yang berangkat umroh.”

Sejauh ini, menurutnya, seluruh jadwal perjalanan berjalan sesuai rencana. “Minggu ini, ada empat keberangkatan jamaah umrah ke Arab Saudi. Selain memberikan informasi, kami juga mengimbau kepada jemaah untuk memperhatikan kesehatan tubuh mereka.

Sementara itu, Wakil Meteri Kesehatan Ali Ghuform Mukti mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik atas merebaknya virus MERS-Cov di Arab Saudi. Namun meski merebaknya virus tersebut masih dalam kendali seluruh pihak, papar Ali, ada baiknya calon jemaah umroh untuk lebih menyiapkan diri saat bepergian ke Arab Saudi. “Kondisi harus fit, jika tidak fit, mending ditunda dulu mengingat keselamatan lebih penting.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya