SOLOPOS.COM - Tentara Amerika Serikat berlatih menggunakan pakaian khusus yang berfungsi melindungi diri dari virus ebola, Kamis (9/10/2014), di Fort Campbell, Kentucky, Amerika Serikat (AS). Mereka diterjunkan ke Afrika Barat dalam upaya memerangi penyakit ebola. (JIBI/Solopos/Reuters)

Wabah ebola diatasi dengan melakukan uji coba vaksinasi ebola di Guinea.

Solopos.com, NEW YORK – Wabah ebola masih jadi keprihatinan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai melakukan uji coba vaksinasi Ebola di Guinea untuk menguji apakah vaksin itu efektif untuk mencegah ebola.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Percobaan Tahap III di salah satu negara paling terpengaruh ebola di dunia direncanakan dimulai pada Sabtu (7/3/2015) untuk menguji keefektifan dan kemanjuran VSV-EBOV berdasarkan data dari percobaan awal klinik.

“Sasaran percobaan ini ada dua-tahap: untuk menilai apakah vaksin tersebut bisa melindungi kontak yang diberi vaksin dan apakah pemberian vaksin kepada kontak akan menciptakan penyangga –atau lingkaran orang yang terlindungi– seputar kasus indeks untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit itu,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian, Kamis (5/3/2015).

“Jika satu vaksin terbukti efektif, itu akan menjadi alat pencegahan pertama terhadap ebola dalam sejarah,” kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan di Jenewa, sebagaimana diberitakan Xinhua, Jumat (6/3/2015).

Menurut keterangan terkini WHO mengenai ebola, 132 kasus yang baru dikonfirmasi telah dilaporkan di Afrika Barat dalam satu pekan sampai 1 Maret, peningkatan dari pekan sebelumnya, yaitu 99 kasus baru.

Dan di Guinea, jumlah kasus yang dikonfirmasi setiap pekan telah bertambah.

WHO menyatakan vaksinasi itu direncanakan berlangsung di daerah Basse Guinee, wilayah yang saat ini memiliki jumlah kasus tertinggi di Guinea dan vaksinasi juga akan diusulkan dilakukan untuk pekerja garis depan di daerah tempat percobaan berlangsung.

“Vaksin VSV-EBOV dipilih untuk percobaan yang direncanakan berdasarkan kerangka kerja parameter yang dikembangkan oleh campur tangan Komite Penasihat Teknis dan Sains WHO mengenai Percobaan Ebola,” kata WHO.

WHO juga menyatakan pembuat vaksin tersebut telah menjamin akan tersedia cukup vaksin dalam beberapa bulan ke depan dan sumber keuangan juga tersedia untuk pengadaan vaksin di daerah yang terpengaruh.

Vaksin VSV-EBOV dikembangkan oleh Lembaga Kesehatan Masyarakat Kanada. Vaksin itu mendapat lisensi bagi NewLink Genetics, perusahaan yang mengembangkan pengobatan kekebalan tubuh. Pada November tahun lalu, NewLink Genetics dan Merck, satu perusahaan kesehatan, mengumumkan kerja sama mereka mengenai vaksin tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya