SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sukoharjo (Solopos.com) – Puskesmas Nguter meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat. Hal itu menyusul temuan kasus positif DBD yang dialami salah seorang warga Desa Nguter, awal Oktober lalu.

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Puskesmas Nguter, dr Yunia Wahgiyanti, mengatakan Kecamatan Nguter dikenal sebagai salah satu wilayah endemis DBD di Kabupaten Sukoharjo. Dia juga menyebutkan setidaknya ada dua desa dengan temuan kasus DBD terbanyak di Kecamatan Nguter, yaitu di Desa Nguter dan Desa Pondok.

“Kami terus meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD karena status Nguter sebagai daerah endemis. Apalagi saat pergantian musim seperti sekarang dan setelah adanya temuan kasus baru-baru ini,” ungkapnya ketika ditemui Espos, Minggu (23/10/2011) . Yunia menjelaskan, melihat statusnya, kasus DBD selalu ditemukan berturut-turut dalam tiga tahun terakhir di Kecamatan Nguter. Namun tahun 2011, kata dia, tidak ada kasus antara Januari – September. Wabah DBD baru muncul awal Oktober lalu dan menyerang salah satu warga di lingkungan RT 01/RW VIII Dukuh/Desa Nguter yang lokasinya relatif dekat dari kompleks pasar.

Yunia juga menegaskan periode pergantian musim tak hanya memicu kerentanan terhadap wabah DBD, namun juga beberapa penyakit lain seperti flu burung (avian influenza) dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). “Jadi tidak cuma DBD, ada AI dan ISPA yang mesti diantisipasi. Ini yang disampaikan di rapat Pokja desa siaga selama September sampai Oktober,” tandasnya.

Bidan Desa Nguter, Sri Lestari, menyebutkan kasus DBD ditemukan menyerang warga atas nama Deby, 25. Korban, kata dia, dinyatakan positif DBD dan sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit dr Oen Solo Baru. Namun setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi di lingkungan korban, tak ada indikasi wabah DBD menjangkiti warga lain di RT 01/RW VIII Desa Nguter.

“Informasi di lapangan Deby sempat dirawat antara lima sampai 11 Oktoter, tetapi sekarang sudah sembuh. Kami juga sudah melakukan PE dan tidak ada gejala DBD dialami warga lain,” paparnya.

Yunia menambahkan tidak adanya temuan DBD selama Januari – September merupakan dampak positif gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang digiatkan oleh kelompok kerja (Pokja) desa siaga sehat sejahtera dan jajarannya di tingkat desa se Kecamatan Nguter. Puskesmas, seru Yunia, akan terus mendorong agar PSN dilakukan secara aktif dan berkelanjutan.

try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya