SOLOPOS.COM - Waduk Cengklik (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Waduk Cengklik (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Volume air di Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, sebanyak 3,1 juta m3. Pasokan air tersebut diperkirakan bisa mencukupi kebutuhan di area persawahan yang tersebar di kawasan itu hingga 40 hari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri Sejahtera, Samidi, mengemukakan air dari waduk tersebut dialirkan melalui dua bendung, yaitu Bendung Brajan dan Bendung Kedungbatang dengan debit mencapai 100 m3/detik hingga 150 m3/detik.

“Sejauh ini, kami perkirakan persediaan air di waduk [Waduk Cengklik] masih bisa mencukupi untuk 40 hari ke depan. Ya sementara ini kami harapkan para petani juga bisa hemat air. Mudah-mudahan hujan juga segera turun,” ujar Samidi kepada wartawan, Selasa (4/9).

Air dari Waduk Cengklik selama ini dimanfaatkan kalangan petani setempat untuk mengairi ratusan hektar sawah, termasuk untuk persiapan tanam padi seluas 160 hektare (ha) dan palawija 10 ha. Sejauh ini, Samidi menyatakan terus memantau debit air yang dialirkan ke sejumlah area persawahan.

“Kami bersama-sama BPSDA [Balai Pengelolaan Sumber Daya Air] Sungai Bengawan Solo, terus memantau debit air yang dialirkan,” imbuhnya. Samidi menambahkan saat ini pengaliran air dari waduk tersebut dilakukan dengan cara digilir. Untuk tanaman padi, pengairan dilakukan setiap 10 hari sekali. Sedangkan untuk tanaman palawija setiap 20 hari sekali.
”Ya harus diatur agar semua tetap bisa memanfaatkan. Karena selain untuk pemeliharaan, air dari waduk juga dibutuhkan untuk budi daya keramba ikan,” jelasnya.

Samidi menambahkan uji coba sistem irigasi yang mengalirkan air Waduk Cengklik ke wilayah Kecamatan Nogosari beberapa waktu lalu, menunjukkan hasil cukup menggembirakan.

”Saat ini lahan pertanian yang tersebar di wilayah Nogosari, yaitu Desa Jeron, Desa Manggung, Desa Potronayan, Desa Sembungan dan Desa Giriroto, sudah mendapatkan aliran air dari waduk,” terangnya.

Namun saat ini, para petani masih harus memperbaiki saluran tertier untuk mendukung sistem irigasi tersebut. Sementara sebagian saluran air saat ini sudah rusak dan sebagian hilang. Petani mengakui perbaikan itu membutuhkan dana yang cukup besar mengingat panjangnya saluran tertier yang harus diperbaiki mencapai belasan kilometer (km).

”Yang bisa kami perbaiki memang hanya sebagian kecil, terutama yang dekat dengan saluran sekunder. Karena untuk memperbaiki semuanya, butuh dana besar,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya