Solopos.com, SOLO — Hari Raya Iduladha Minggu (11/8/2019) meningkatkan volume sampah di Kota Solo. Tercatat, jumlah sampah yang dihasilkan warga Solo saat Iduladha sebanyak 400 ton, atau naik dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Kabid Persampahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Dono Tumpo, mengatakan jumlah sampah Iduladha yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo menandakan grafik kenaikan dibandingkan hari biasa. Kenaikan jumlah sampah sebanyak 100 persen.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Kalau sampah memang dari grafik yang kami miliki tidak ada penurunan dan malah menunjukkan kenaikan terus menerus. Dalam sejarahnya, pola masyarakat dalam memproduksi sampah itu terus naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Solo. Untuk Iduladha, jumlah sampah tahun ini adalah yang terbesar dibandingkan tahun sebelumnya,” jelasnya ketika ditemui Dono mengungkapkan setiap harinya, rata-rata sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo, berjumlah 200 ton setiap harinya. Pada Iduladha, lonjakan volume sampah terjadi lantaran banyaknya warga memasak daging kurban. Selain itu, sampah plastik yang diduga digunakan sebagai alat pembungkus daging kurban juga berkontribusi terhadap lonjakan sampah tersebut. Sejumlah masjid di Solo mulai menyadari pentingnya menekan sampah plastik ketika mendistribusikan daging kurban ke masyarakat. Masjid Al Furqon, Banjarsari, Solo, misalnya membagikan daging kurban menggunakan daun jati dan kreneng. “Awal ide menggunakan kreneng dan daun jati karena kami memandang banyak sekali plastik yang digunakan ketika Iduladha. Kami yang fokus terhadap lingkungan ingin melakukan aksi yang mampu mengubah kebiasaan menggunakan plastik tersebut. Kemudian munculah ide menggunakan kreneng dan daun,” jelas Founder Pelangi Samudera, Retno Tri Astuti, kepada