SOLOPOS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Reuters/Alexander Zemlianichenko)

Presiden Rusia mendukung pendidikan Islam untuk menangkal perkembangan paham radikalisme.

Solopos.com, SOLO – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendukung kembali pendidikan Islam di negara tersebut. Dia menilai pendidikan Islam sangat penting untuk menangkal berkembangnya paham radikalisasi yang berbahaya di kalangan pemuda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan langsung saat dalam pidatonya saat bertemu ulama muslim di Kazan, Rusia, Kamis (24/1/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Vladimir Putin menegaskan pendidikan Islam sangat penting diajarkan kepada pemuda. Sebab, saat ini kalangan ekstremis menjadikan pemuda sebagai target. Dia mencontohkan kelompok radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berupaya merekrut pemuda sebagai anggota baru.

“Islam tradisional adalah bagian integral dari budaya Rusia. Dan umat Islam adalah komponen yang sangat penting dari masyarakat multi-nasional Rusia,” kata Vladimir Putin seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (27/1/2018).

Orang nomor satu di Rusia itu bakal mendukung agama Islam diajarkan di kampus. Menurutnya, mengajarkan agama Islam yang benar merupakan salah satu cara jitu mengatasi berkembangnya paham radikalisme.

“Paham radikalisme bersifat destruktif. Namun, hal ini bisa ditangani dengan cara mengajarkan nilai-nilai Islam yang benar. Gagasan ini telah diterapkan kepada mahasiswa teologi di beberapa universitas terkemuka di Rusia seperti Kazan, Moskow, Ufa, dan Kaukasus,” sambung dia.

Pidato Vladimir Putin ini mendapat sambutan positif dari para tokoh agama yang hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka berharap wacana tersebut bisa terlaksana dengan baik demi menekan perkembangan paham radikal.

Tapi, menurut laporan media lokal, sekitar 20 juta muslim Rusia hidup dalam tekanan. Pada Desember 2017 lalu, masyarakat Rusia mengalami xenofobia [perasaan takut terhadap orang asing]. Mereka menganggap muslim sebagai orang asing yang harus diwaspadai.

Akibatnya, kehidupan masyarakat muslim di Rusia menjadi tidak nyaman. Sebanyak 27 persen muslim Rusia mengaku mendapat gangguan. Seolah membenarkan pernyataan itu, sekitar 20 persen warga Rusia meminta pemerintah membatasi keberadaan muslim karena dianggap mengganggu ketentraman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya