SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Kamis (17/1/2019). Esai ini karya Bramastia, doktor Ilmu Pendidikan alumnus Universitas Sebelas Maret dan pengamat kebijakan pendidikan tinggi. Alamat e-mail penulis adalah bramastia@gmail.com.

Solopos.com, SOLO — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada tiga bulan ke depan sibuk mengadakan ”hajatan demokrasi internal” pemilihan rektor periode 2019-2023.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemilihan Rektor UNS diselenggarakan melalui empat tahap, yakni penjaringan, penyaringan, pemilihan, dan penetapan serta pelantikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti).

Pascaverifikasi berkas administrasi calon rektor UNS pada 4-10 Januari 2019, pada 11 Januari 2019 adalah pengumuman dan penetapan calon rektor UNS periode 2019-2023.

Hingga sampai pendaftaran calon rektor UNS periode 2019-2023 ditutup ada lima orang yang mendaftarkan diri dan kelimanya sudah ditetapkan sebagai calon rektor UNS.

Pertama, Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jamal Wiwoho, yang saat mendaftarkan diri didampingi sejumlah anggota senat perwakilan dari fakultas-fakultas di UNS.

Kedua, Wakil Rektor I UNS (Bidang Akademis), Sutarno. Ketiga, Wakil Rektor IV UNS (Bidang Perencanaan dan Kerja Sama), Widodo Muktiyo. Keempat, Direktur Pascasarjana UNS, Furqon Hidayatullah. Kelima, Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UNS, Muhammad Nizam.

Setelah penetapan calon rektor masuk tahapan penyaringan yang diawali pemaparan visi, misi, dan program kerja calon rektor di hadapan rapat senat terbuka yang dapat diikuti civitas academica UNS dilanjutkan pemilihan oleh senat dalam rapat senat tertutup pada 6 Februari 2019.

Tahap penyaringan ini dilaksanakan untuk menetapkan tiga calon rektor dan dapat dihadiri pejabat kementerian yang ditunjuk oleh Menristekdikti. Tahap pemilihan rektor UNS dilakukan dalam rapat senat tertutup yang dilaksanakan Senat UNS bersama Menristekdikti (atau pejabat yang ditunjuk).

Calon rektor dengan suara terbanyak kemudian ditetapkan sebagai calon rektor terpilih yang rencananya dikukuhkan antara 13-30 Maret 2019, menyesuaikan jadwal dari Menristekdikti. Puncaknya  adalah penetapan dan pelantikan rektor UNS periode 2019-2023 oleh Menristekdikti.

Visi Kebangsaan

Pemilihan calon rektor UNS bukan hanya menjadi milik segelintir elite kampus, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh civitas academica UNS. Persoalannya adalah regulasi yang tidak mungkin melibatkan secara langsung seluruh civitas academica dalam  dialektika gagasan secara terbuka.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya para civitas academica UNS mendorong penyelenggaraanb panggung dialektika maupun gagasan bagi seluruh kandidat calon rektor, misalnya isu strategis kebangsaan maupun isu pendidikan nasional.

Bagaimanapun seorang calon rektor UNS harus punya ketajaman dan insting kuat menangkap apa yang menjadi kebutuhan bangsa dan negara. Mau diakui atau tidak, negara membutuhkan peran perguruan tinggi yang bersedia melakukan aktualisasi nilai-nilai kebangsaan.

Realitas yang terjadi saat ini ternyata banyak kampus yang tergolong lemah dalam menempatkan nilai kebangsaan pada seluruh civitas academica. Adalah wajar apabila civitas academica UNS butuh rektor yang mampu meneguhkan idealisme pendidikan tinggi dan membumikan serta menjawab kebutuhan utama bangsa Indonesia saat ini.

Salah satunya tentang membumikan nilai kebangsaan kepada seluruh civitas academica. Saya sungguh mengapresiasi tatkala UNS berani mendeklarasikan diri menjadi kampus benteng Pancasila.

Tidak salah apabila para calon rektor UNS harus mendalami dan paham falsafah kebangsaan. Calon rektor UNS perlu memahami bahwa dalam proses mewujudkan UNS sebagai kampus benteng Pancasila pasti akan memunculkan pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila, wawasan kebangsaan, dan bela negara bagi civitas academica UNS.

Artinya, calon rektor UNS harus mampu membumikan Pancasila pada mahasiswa agar berpartisipasi dalam mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara yang cerdas dan damai. Dengan kata lain calon rektor UNS harus berani mendorong pembentukan kembali karakter bangsa yang kini memang perlu dirajut kembali.

Realitas saat ini menunjukkan dunia pendidikan tinggi terkesan lambat laun kehilangan identitas. Sinyalemen degradasi identitas bangsa saat ini harus cepat ditangkap calon rektor UNS dengan gambaran inovasi baru dalam membentuk kembali visi kebangsaan yang jelas supaya dunia pendidikan tidak kehilangan roh.

Untuk itu, calon rektor UNS perlu berani meneguhkan karakter lembaga sebagai intitusi yang memiliki spirit kebangsaan tinggi.

Institusi Kukuh

Ketika UNS mendeklarasikan diri menjadi kampus benteng Pancasila maka calon rektor harus memahami bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka yang mampu dan mau menghadapi perubahan dan perkembangan zaman yang dinamis.

Heterogenitas bangsa Indonesia harus dimaknai sebagai keberagaman yang indah dan saling menghormati. Dalam konteks pendidikan tinggi, perbedaan pendapat dan pandangan adalah anugerah dan menjadi modal dialektika keilmuan untuk mencari kebenaran berbasis riset yang berlandaskan kearifan lokal.

Mengetahui visi kebangsaan dari calon rektor UNS penting mengingat status UNS sudah naik kelas lagi untuk masa transisi sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) dan memiliki visi menjadi perguruan tinggi yang berkelas dunia (world class university).



Calon rektor UNS secara institusional kelak diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada pemegang kekuasaan agar dalam menelurkan kebijakan berbasis kajian ilmiah.

Visi kebangsaan para calon rektor UNS sebagai landasan kekuasaan dalam melahirkan kebijakan publik yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Bagaimanapun juga, tugas ke depan bagi calon rektor UNS adalah harus rajin merawat jaringan alumni hingga ke akar-akarnya.

Kuatnya visi kebangsaan calon rektor UNS ini menjadi modal dasar merealiasikan visi bersama (common vision) civitas academica dalam membumikan karya berbasis hasil riset secara terstruktur dan kontinu.

Calon rektor UNS yang memiliki visi kebangsaan kuat akan membuat UNS sebagai institusi yang kukuh akarnya dan diakui dalam percaturan pendidikan nasional maupun internasional. Bagaimana visi kebangsaan para calon rektor UNS periode 2019-2023?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya