SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Infeksi Covid-19 yang disebabkan varian omicron kemungkinan menyebabkan gejala yang tidak biasa meskipun hanya ringan. Hal itu diungkapkan dokter Afrika Selatan Dr. Angelique Coetzee yang kali pertama memberitahu temuan varian baru ini  di Afrika Selatan.

Anggota dewan Asosiasi Medis Afrika Selatan itu kali pertama memperhatikan pasien Covid-19 dengan varian omicron yang menunjukkan gejala yang tidak biasa sejak 18 November.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Disebut memiliki gejala yang tidak biasa, lalu seperti apakah tanda-tanda seseorang terinfeksi varian omicron ini?  Varian baru ini terdeteksi di tujuh negara di Afrika, yakni Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Lesotho, dan Eswatini. Selain itu, varian tersebut juga sudah ditemukan di Hong Kong serta sejumlah negara Eropa.

“Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya,” kata Coetzee kepada The Telegraph seperti dikutip dari Suara.com pada Minggu (28/11/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Lakukan Kebiasaan Baik Sebelum Tidur Ini Agar Anak Lebih Pulas

Ia menambahkan, varian omicron menimbulkan gejala ringan dengan nyeri otot dan kelelahan selama satu atau dua hari.  “Sejauh ini, kami mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami kehilangan rasa atau bau. Mereka mungkin batuk ringan. Tidak ada gejala yang menonjol dari mereka yang terinfeksi beberapa saat ini dirawat di rumah,” ungkapnya.

Coetzee melaporkan sekitar 24 pasien yang dites positif terkena virus corona varian omicron dan menunjukkan gejala baru itu. Para ilmuwan dunia memperingatkanvarian baru ini perlu jadi perhatian karena jumlah mutasinya yang tinggi dan penyebaran lebih cepat pada kelompok usia anak muda di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan.

Sebagian besar pasien di Gauteng merupakan laki-laki dan merasa sangat lelah. Setengah dari pasien tersebut belum divaksinasi.  “Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketika orang yang lebih tua dan tidak divaksinasi, kemudian terinfeksi dengan varian baru, kita akan melihat banyak orang dengan penyakit yang parah,” kata Coetzee.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Sering Bikin Patah Hati Orang Lain, Percaya?

Sementara itu sebelumnya, peneliti dari Maarif Institute, Endang Tirtana, mendesak pemerintah segera membatasi masuknya wisatawan dengan riwayat perjalanan ke tujuh negara di Afrika setelah adanya laporan varian baru Covid-19, Omicron.

“Pemerintah harus memperketat pintu masuk Indonesia guna mencegah varian Omicron. Jangan sampai Indonesia mengalami gelombang ketiga Covid-19,” kata dia, di Jakarta, Sabtu (27/11/2021).

Menurut dia, mutasi virus yang kali pertama menjangkiti Wuhan, China, yang secara resmi dikatakan pada awal 2020 itu diperkirakan memiliki kemampuan penularan lima kali lebih cepat dibanding varian yang ada sebelumnya.

Varian Omicron terdeteksi di tujuh negara di Afrika, yakni Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Lesotho, dan Eswatini. Selain itu, varian tersebut juga sudah ditemukan di Hong Kong serta sejumlah negara Eropa.  Uni Eropa, Israel, Amerika Serikat dan beberapa negara lain telah menutup akses menuju dan dari Afrika Selatan serta negara Afrika lainnya.

Baca Juga: Mengenal Varian B.1.1.529 yang Disebut Memiliki Jumlah Mutasi Tinggi

Pemerintah Afrika Selatan sendiri mengecam pembatasan akses tersebut dan mengatakan belum ada dasar ilmiah kuat bagi negara-negara untuk mengucilkannya. Organisasi kesehatan dunia, WHO juga mengatakan penutupan akses terhadap Afrika Selatan belum dibutuhkan dan harus didasarkan pada bukti ilmiah.

Sementara Endang mengatakan bahwa Indonesia harus berkaca dari mengamuknya varian Delta di Tanah Air di pertengahan 2021 ini. Ia mengatakan, pemerintah harus segera mengambil langkah cepat dan tegas untuk mencegah varian Omicron.

Sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura juga telah melakukan pengetatan pengawasan penerbangan dari luar negeri. Sehingga jangan sampai kita kembali menghadapi gelombang ketiga setelah libur Natal dan Tahun Baru. Pemerintah harus tegas dalam hal ini,” kata dia.

Baca Juga: Ini Kiat Cepat Pulih Setelah Operasi Caesar Seperti Nagita Slavina

Ia merekomendasikan sebagai lankah pencegahan, protokol masuk ke Indonesia harus diperketat. Mulai dari penerapan uji usap PCR dan karantina bagi seluruh perlaku perjalanan luar negeri.

“Masyarakat sebaiknya menghindari bepergian jelang libur Natal dan Tahun Baru. Ini sebagai upaya mencegah penularan maupun penyebaran Covid-19,” tutup Endang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya