SOLOPOS.COM - Turis yang terkena virus corona dari Wuhan, China tiba di Bandara Ivalo, Finlandia, 24 Januari 2020. (Reuters-Lehtikuva/Tarmo Lehtosalo)

Solopos.com, JAKARTA – Sebuah akun Twitter bernama Nadiem Anwar Makarim menuliskan cuitan mengkampanyekan “Namaste Over Handshake” untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19), Sabtu (29/2/2020).

Kampanye itu mengajak mengganti cara bersalaman dengan berjabat tangan dengan menyatukan telapak tangan di dada seperti orang berdoa. Cara salam yang terakhir ini lebih dikenal sebagai “wai”, salam ala Thailand.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mematahkan Mitos Pulung Gantung Di Gunungkidul

Belakangan, cek fakta yang dilakukan Suara.com, Senin (2/3/2020), menyimpulkan twit itu tergolong imposter content, yakni informasi yang mencatut nama tokoh publik dengan tidak bertanggung jawab. Hal itu menyusul pernyataan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan bahwa Mendikbud Nadiem Makarim tak memiliki akun media sosial.

Penyebaran virus Corona ke sejumlah negara mengubah etiket lokal. Jabat tangan yang sebelumnya lazim dilakukan saat dua orang bertemu, diubah demi menghindari penyebaran virus secara lebih luas.

Lazismu Sragen: Penggalangan Dana Untuk Korban Banjir Tertinggi Di Jateng

Seperti yang terjadi di Jerman, misalnya. Akun Twitter Ensonhaber.com mengunggah sebuah video yang menunjukkan Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, menolak berjabat tangan dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Seehofer lalu menggantinya dengan melambaikan tangan kepada Merkel.

Merkel yang kadung mengulurkan tangan itu segera mengangkat tangannya. Ia terlihat tersenyum dan membalas lambaian tangan menterinya itu. “Itu hal yang benar untuk dilakukan,” kata Merkel, sebagaimana dikutip dari Theguardian.com, Selasa (3/3/2020).

Cuma Ada Di Wonogiri, Ini Fakta Janggelan Bahan Baku Cincau Hitam

Apa jadinya jika menteri menolak berjabat tangan dengan atasannya sebelum ada virus Corona? Hal itu tentu sangat tidak sopan. Dan mungkin sang menteri akan terkena reshuffle kabinet berikutnya.

Penyebaran virus Corona belakangan ini mengubah kebiasaan cara berinteraksi antarindividu. Di beberapa negara, kebiasaan berjabat tangan, berpelukan, hingga berciuman terpaksa harus dihindari untuk mengantisipasi penyebaran virus ini lebih jauh.

AJI Dan PWI Kecam Praktik Wartawan Abal-Abal Di Soloraya

Sebagai gantinya, masyarakat mengubah etiket itu menjadi gestur seperti melambaikan tangan, menyatukan telapak tangan di dada, menyentuh siku seperti yang dilakukan orang Etiopia hingga menepuk bahu untuk menghindari kontak langsung.

Seperti yang dilaporkan Theguardian.com, di Prancis, misalnya, Menteri Kesehatan, Olivier Véran, menyarankan orang untuk mengurangi pelukan dan ciuman. Kendati, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terlihat mencium pipi kanan-kiri Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, dua kali selama pertemuan puncak di Naples.

Mengenal Sosok Sudarmadji, "Bapak Operasi Zebra"

Sedangkan, di Mesir, dikutip dari Quartz.com, muncul sebuah sajak populer di kalangan masyarakat Mesir berbunyi, "Kami tidak akan berjabat tangan, kami tidak akan mencium, kami tidak akan menyebarkan virus". Di negara asal Piramida itu ciuman pipi adalah hal yang umum di antara pria bahkan di seluruh wilayah Arab.

Di Iran, bahkan muncul satu video populer di media sosial memperlihatkan para pria mengenakan masker bedah mengetuk kaki saat bersua untuk menghindari kontak yang tidak perlu. “Para pejabat juga mendesak agar tidak mencium kuil-kuil agama, meskipun beberapa umat telah mengabaikan peringatan itu,” tulis Quartz.com.

Seminar Tuyul: Kisah Tuyul Dari Omongan Masyarakat Hingga Bisa Disuap

Koordinator Teknik Pengendalian dan Pencegahan Infeksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Benedetta Allegranzi, mengumumkan virus Corona bisa menyebar melalui cairan pernapasan yang mungkin keluar saat batuk atau bersin. Atas alasan itulah, sangat penting menghindari kontak langsung dengan siapapun yang memiliki demam, batuk atau gejala pernapasan lainnya.

“Secara praktis, kami menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya satu meter dari orang yang sakit. Anda juga harus menghindari berjabat tangan, memeluk atau mencium orang gejala-gejala ini. Jika Anda perlu merawat seseorang yang mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, jangan lupa kenakan masker dan menjaga kebersihan tangan,” kata Allegranzi, sebagaimana dikutip dari laman resmi WHO, https://who.int.

Bukan Begal, Ini Yang Paling Ditakuti Pengendara Mobil Zaman Dulu

Hasil riset menunjukkan rata-rata setiap tangan manusia membawa 3.200 bakteri dari 150 spesies berbeda. Tak hanya itu, setiap manusia rata-rata akan berjabat tangan sebanyak 15.000 kali sepanjang hidupnya. Jabat tangan juga mentransfer bakteri dua kali lebih banyak daripada adu tinju atau tos.

“Sains mengatakan berjabat tangan itu menjijikkan,” kata Direktur Pendidikan Kedokteran Universitas Anglia Ruskin, Nicky Milner, sebagaimana dikutip dari Theguardian.com.

Pengobatan Virus Corona Tak Ditanggung BPJS, Tapi…



Direktur Penyakit Pandemi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sylvie Brand, dalam akun Twitter-nya mendukung penggunaan jabat tangan alternatif untuk menghadapi virus Corona. Jabat tangan alternatif itu meliputi melambaikan tangan, menyatukan telapak tangan di dada, menyentuhkan siku, menyentuhkan kaki.

“Kita perlu mengadaptasi ini terhadap penyakit baru #COVID19,” begitu cuitannya pada Minggu (1/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya