SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes virus corona. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA -- Pakar virologi dari Universitas Udayana Ngurah Mahardika mensinyalir virus corona atau SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di Indonesia telah sedikit bermutasi. Namun mutasi virus di Indonesia tersebut terbilang jinak dibandingkan kali pertama merebak di China akhir tahun lalu.

Ngurah beralasan mutasi virus corona di Indonesia tidak terjadi pada receptor binding site yang menyebabkan perubahan fungsi virus. Jika mutasi terjadi pada receptor binding site, maka virus menjadi lebih ganas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pamer Kemewahan, Fedrik Adhar Jaksa Kasus Novel Bakal Diperiksa Komjak

“Virus ini memang [ bermutasi ] sudah sedikit berbeda dengan virus [ corona ] yang ada di Wuhan. Tetapi memang perbedaannya belum secara fungsional yang bisa menyebabkannya semakin ganas,” kata dia di Graha Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Menurut dia, mutasi di Indonesia tidak bakal dibarengi dengan perubahan fungsi pada virus corona. “Virus di Indonesia mengalami perbedaan dengan Wuhan tidak pada receptor binding site. Jadi jika berubah pada receptor binding site bisa jadi virus lebih ganas," kata dia.

Rekor Pecah Lagi! Kasus Baru Covid-19 Tembus 1.331, Terbanyak dari Jatim

Jika virus corona di Indonesia bermutasi menjadi lebih ganas, maka antibodi tidak berperan. Bahkan dalam situasi itu, vaksin akan kehilangan khasiatnya jika dipakai di Indonesia.

Semestinya, virus RNA seperti SARS-CoV-2 memiliki daya mutasi yang tinggi dan cepat. Misalkan, HIV dan influenza yang memiliki daya mutasi yang tinggi.

Ironi Lomba Kebersihan Makam Madiun, 22 Nisan Diterjang Demi Juara 3

Karena virus corona di Indonesia bermutasi secara minim, Ngurah memprediksi orang yang terjangkit tidak akan terinfeksi sampai dua kali. Ini karena reaksi silang berbagai strain SARS-CoV-2 di Indonesia masih tinggi.

“Saya juga merasa takjub dengan mutasi yang minimun ini. Sementara saat ini reaksi silang antara berbagai strain masih tinggi, sehingga memberikan daya lindung yang baik. Jadi kemungkinan terinfeksi ulang sangat minim,” kata dia.

Nyesek! 22 Makam di Madiun Diterjang Menjadi Jalan, Ternyata Demi Lomba

Migrasi ke Indonesia

Konsorsium Covid-19 telah mengirimkan sembilan whole genome sequencing (WGS) dari pasien positif Covid-19 di Indonesia untuk diteliti tipe mutasi virusnya. Ini untuk mengkaji lebih dalam bagaimana virus corona bermutasi di Indonesia.

“Awalnya kami mengirim tiga, lima hari kemudian kami mengirim empat, dan sekarang akan ada beberapa WGS yang segera menyusul. Selain itu, Universitas Airlangga turut mengirim dua WGS,” tutur Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio, Kamis (14/5/2020).

Sidang Sengketa 2 Kubu PSHT, Ribuan Aparat Dikerahkan di Madiun

Amin menuturkan hingga saat ini sudah ada sembilan WGS Covid-19 dari Indonesia yang diteliti di GISAID. Hasil penelitian, tutur Amin, tiga WGS Indonesia yang dikirimkan Eijkman tidak termasuk ke dalam kelompok tipe virus corona yang sudah bermutasi di dunia yakni S,G,V.

“Hanya saja, satu WGS yang dikirimkan Unair masuk ke dalam salah satu kelompok yang sudah ada yakni tipe G,” ujarnya.

Pembunuh Perempuan dalam Kardus Booking Korban Pakai Uang Kuliah

Dia menerangkan penelitian tipe virus itu penting untuk mengetahui mutasi atau karakteristik dari migrasi virus yang sampai ke Indonesia. Mutasi virus tersebut dapat juga mengakibatkan struktur virus berubah mulai dari fungsi hingga produknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya