Solopos.com, BANTUL - Pemerintah Kalurahan (Pemkal) Wonokromo, Pleret, Bantul memastikan viralnya video tawuran antarwarga menggunakan kotoran binatang yang terjadi Sabtu (8/5/2021) malam, bukanlah tradisi. Untuk mencegah kejadian berulang, Pemkal setempat akan menggelar patroli dan melarang kegiatan tersebut dilaksanakan.
“Kami pastikan kejadian semalam bukan tradisi. Dan, kami melarang kejadian tersebut. Untuk itu, kami akan lakukan patroli agar kegiatan perang-perangan itu tidak terjadi,” kata Lurah Wonokromo, Pleret, Bantul, Machrus Hanafi, Minggu (9/5/2021).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga: Geger Warga India Di Karanganyar Dicari Petugas Karena Positif Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes
Menurut Machrus, sejatinya kegiatan perang-perangan yang terjadi di Jejeran, sudah lama dilakukan dan bukanlah tradisi. Kegiatan perang-perangan tersebut dilakukan oleh warga karena iseng. Namun, lama-kelamaan kegiatan tersebut menjadi kebiasaan bagi warga setempat.
“Kalau dulu kan berupa serangan air dan iseng-iseng dilakukan. Untuk yang menggunakan kotoran binatang baru semalam. Agar kejadian ini tidak berulang, kami koordinasi lagi lintas padukuhan untuk pengkondisian. Agar tidak berulang kegiatan ini,” ucap Machrus.
Baca Juga: 10 Berita Terpopuler: Video Taman Balekambang Solo Kebakaran – Ayam Panggang Wonogiri
Sebagaimana diketahui video tawuran antarwarga menggunakan kotoran binatang kali pertama diunggah oleh akun twitter @upil_jaran 67 Akun tersebut juga mengungkapkan kejadian Sabtu (8/5/2021) malam adalah tradisi remaja "Jejeran" Pleret, Bantul.
“Rutin pada ahad terakhir bulan ramadhan. Semarak baku hantam dg berbagai amunisi mulai dr telor busuk, tletong sapi, kuah gulai dan semua yg bs dibungkus dan digunakan untuk membuat lawan mundur. Unik ya?,” cuit akun tersebut.