SOLOPOS.COM - Tukang servis HP turun ke jalan. (Youtube/Watchdoc Image)

Solopos.com, SOLO — Beberapa waktu lalu, foto para tukang servis handphone alias HP keliling di jalanan sambil membawa poster bertuliskan “jasa servis HP bisa ditunggu” viral di media sosial.

Seperti diketahui pemberlakuan PPKM Darurat membuat pusat pemberlanjaan, mal, pasar dan tempat umum lain ditutup. Hal itu berimbas kepada para penghuni kios-kios mal termasuk tukang servis ponsel.

Promosi Digitalisasi Berbasis Ekosistem Meningkatkan Daya Saing dan Adaptasi Pasar

Seperti video yang di channel Watchdoc Image berjudul Siasat Bertahan Hidup – Saat PPKM Darurat Tanpa Ada Jaminan Ekonomi Dari Pemerintah, Sabtu (17/6/2021). Meski mal ditutup, namun biaya sewa dan listrik masih menjadi tanggungan penyewa kios.

Hal itu yang membuat para tukang servis HP memutar otak agar masih mendapatkan penghasilan di masa PPKM Darurat, termasuk keliling di jalanan. Video berdurasi 12 menit itu memperlihatkan perjuangan para teknisi smartphone yang turun ke jalan secara bergantian dengan rekan yang tergabung dalam tim.

Satu tim terdiri enam orang. Mereka secara bergantian menerima servis dan menawarkan jasa di jalan raya kepada orang yang lewat.

Baca Juga: Patroli Malam Saat PPKM Darurat, Wali Kota Semarang Borong Dagangan PKL

Service HP kantong butuh makan,” begitu bunyi tulisan yang terdapat pada poster salah satu teknisi ponsel.

Syarifudin, Teknisi  servis ponsel atau HP, mengungkapkan pemeberlakuan PPKM Darurat yang tidak menjamin hidup warga dan hanya di rumah saja  nanti keluarganya tidak dapat makan. Dia berinisiatif turun ke jalan dan menawarkan jasa ke orang semenjak pemberlakuan PPKM Darurat.

“Terus anak saya makan apa? kontrakan harus bayar, anak butuh jajan, kan enggak tahu anak saya umur tujuh tahun satu lagi umur empat bulan, anak bayi,” ucap Syarif dalam video.

Baca Juga: Borong Dagangan PKL Saat PPKM Darurat, Wali Kota Semarang Banjir Pujian Netizen

Syarif menjelaskan biaya sewa kios servis HP miliknya di mal senilai Rp17 juta dan belum termasuk listrik. Sementara hasilnya dari membuka jasa di jalan berkisar Rp700.00 per hari dan masih dibagi ke teman-teman satu tim.

Selain tukang servis HP yang keliling di jalanan, komunitas lain seperti kelompok transpuan Sanggar Seroja juga terdampak adanya PPKM Darurat. Anggota mereka yang bekerja di salon, tata rias pengantin, dan pegawai kelab malam langsung banting stir dengan berwirausaha. Mereka membuka usaha kuliner berskala kecil seperti membuat kue pisang, kuliner cumi-cumi, dan lainnya.

Baca Juga: Viral! Pasien Covid-19 Joget Tiktok Bareng Nakes Agar Imun Naik

Penyekatan jalan juga menghambat para kurir yang menjemput produk dari para transpuan ini. “Tidak ada pesanan untuk beberapa minggu ini ya, hampir satu bulan hlo,” kata Ketua Sanggar Seroja, Madam Seroja.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya