SOLOPOS.COM - Para santri tutup telinga saat musik dihidupkan. (Instagram/ @fakta.indo)

Solopos.com, SOLO – Sebuah video memperlihatkan para santri yang sedang mengikuti vaksinasi menutup telinga saat mendengarkan musik. Majelis Ulama Indonesi (MUI) pun memberi tanggapan terkait peristiwa tersebut.

Wakil Sekjen MUI, M Ziyad, menyebut perlu diperjelas lokasi kejadian tersebut. Dia menduga peristiwa itu bukan soal pelarangan mendengarkan musik. Ziyad justru menyayangkan orang-orang yang nyinyir dan menganggap para santri itu radikal.

Promosi BRI Optimistis Bisnis Remitansi Tumbuh 25% Selama Ramadan dan Lebaran 2024

Baca Juga: Viral Para Santri Tutup Telinga Enggan Dengar Musik, Kenapa?

“Di dalam berita itu, tidak dijelaskan di mana posisi santri itu. Ini perlu juga di-clear-kan,” ujar Ziyad saat dihubungi detik.com, Selasa (14/9/2021).

Dalam video beredar, perekam menyebut santri-santri itu tutup telinga karena ada musik. Ziyad menduga perekam adalah pengajar para santri yang sedang menghafalkan Alquran. Para santri itu dijaga hafalannya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal lain.

“Anak santri ini memang dijaga betul hafalan alqurannya termasuk jangan sampai mendengarkan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi hafalannya. Itu salah satunya itu adalah musik. Suara-suara, enggak hanya musik saja gitu,” terangnya.

“Mohon maaf kalau mau jauh, Imam Syafi’i, kalau pergi ke masjid, telinga disumpal dengan kapas. Apa tujuannya, dia tidak ingin dengar apapun selama perjalanan dari rumah ke masjid. Saking cerdas beliau, hanya mendengar itu beliau hafal di pikiran dia. Takut tercampur dengan hafalan hadis, fikih dll. Kita harus proporsional, jernih melihat itu,” lanjut Ziyad.

Baca Juga: Viral Ibu Bagikan Tutorial Baju Rapi Tanpa Setrika, Hasilnya?

Ziyad menyayangkan orang-orang yang nyinyir terhadap peristiwa tersebut. “Jangan lantas terburu-buru menilai mereka mengharamkan musik. Benarkan pesantren mengharamkan musik. Saya ber-husnudzon bukan karena itu. Tapi para santri ingin lebih menjaga hafalannya. Saya ber-husnudzon, itu bukan karena radikal dan semacamnya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya