SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Ramai diperbincangkan, Nining Suryani, 44, guru honorer di SDN Karyabuana 3, Banten harus tinggal di WC Sekolah karena rendahnya gaji sebagai honorer. Ia tinggal dengan suami dan anaknya di WC Sekolah setelah rumah yang mereka punya roboh karena lapuk.

Dirinya sekeluarga harus pindah dari rumah tersebut yang memang sebagian besar bahan bangunannya hanya terbuat dari kayu. Kondisi ekonomi Nining yang hanya seorang guru honorer dengan gaji Rp 350 ribu per bulan dan suaminya Ebi (46) yang bekerja serabutan, membuat dirinya urung membenahi rumahnya yang roboh.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Nining yang sudah mengajar di sekolah tersebut selama 15 tahun menuturkan, pascarumahnya roboh dua tahun lalu, dia yang pertama kali meminta kepada kepala sekolah untuk diizinkan tinggal di ruangan yang ada di samping toilet sekolah. Ia akhirnya diizinkan walaupun kepala sekolah mengaku berat memberikan putusan tersebut.

Dirinya mengatakan hingga saat ini sangat senang diizinkan tinggal di toilet sekolah dan mensyukuri kebaikan kepala sekolah yang bahkan memberikan bantuan bahan bangunan untuk memodifikasi ruangan toilet sekolah. 

Sebenarnya, ada dua ruangan sekolah yang dijadikan Nining untuk aktivitasnya sehari-hari. Ruang pertama, yaitu kamar toilet sekolah yang digunakan Nining untuk dapur dan tempat shalat. Ruang kedua yang ada di samping toilet digunakan sebagai ruang tidur dan tempat usaha warung jajanan siswa.

Untuk ruang tidur dan warung jajanan, masing-masing berukuran sekitar 3×3 meter yang hanya dibatasi dengan sekat kayu triplek tipis untuk menutupi ruang tidur. Adapun dapur Nining yang bercampur dengan toilet sekolah terdapat peralatan memasak, seperti penggorengan dan kompor gas di depan pintu toilet khusus guru.

Diangkat PNS

Ibu dua anak ini punya alasan khusus mengapa tetap bertahan sebagai guru honorer kendati gajinya kecil. Dia masih menyimpan harapan untuk diangkat menjadi PNS dan mendapat penghasilan yang sesuai dengan pengabdiannya.

Nining mengaku sempat merasa putus asa dan menyerah. Apalagi usianya saat ini sudah melebihi batas ambang persyaratan menjadi PNS. Sempat pula tebersit niat untuk berhenti mengajar, tapi urung mengingat salah satu anaknya masih perlu biaya sekolah. 

Pengangkatan guru dalam jumlah besar dan alih status menjadi pegawai pemerintah perjanjian kontrak (P3K) diharapkan mengakhiri permasalahan pegawai honorer yang membuat pilu ini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan pemerintah setiap tahun mengangkat lebih dari 100.000 orang guru untuk mengisi jabatan yang kosong. Dengan pengangkatan dalam jumlah besar ini maka guru-guru yang berstatus honorer dan bekerja selama belasan hingga puluhan tahun segera memiliki kepastian status.

“Namun juga harus melalui seleksi-seleksi yang baik. Karena kita bukan hanya memburu jumlah guru. Tetapi juga kualitas guru,” kata Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Menurut JK, Indonesia memiliki target pembangunan sumber daya manusia jangka panjang. Untuk memenuhi target ini dibutuhkan standar guru yang mampu memenuhi target itu. “Kriteria-kriteria yang ada harus dipertahankan karena kita ingin juga kualitas pendidikan baik,” katanya.

Sementara itu, terkait sulitnya sebagian guru honorer menembus standar nilai minimal menjadi pegawai negeri, Jusuf Kalla menyebutkan pemerintah akan mendorong para pegawai ini beralih menjadi pegawai kontrak P3K.

Pegawai pemerintah jenis ini akan mendapatkan gaji sesuai dengan standar upah minimum serta perlindungan bagi pekerja. “Dia menjadi guru dengan dasar kontrak. PNS dengan dasar kontrak PNS P3K,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya