SOLOPOS.COM - Pemandangan Gunung Fuji di Jepang saat musim gugur. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Pemilik puncak Gunung Fuji di Jepang menarik perhatian warganet di TikTok sehingga akhirnya viral. Tak sedikit warganet mengaku kaget setelah mengetahui hal itu.

“Di umur berapa kalian tau kalau puncak Gunung Fuji itu ternyata milik pribadi negara?” tulis akun @aara*** dikutip dari TikTok pada Selasa (6/6/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Unggahan ini pun mendapatkan atensi warganet. Hingga Selasa malam unggahan video ini sudah mendapatkan 561.000-an likes dan 1.997 komentar warganet, serta sudah dibagikan ulang sebanyak 1.620.

Tak sedikit warganet asal menebak siapa pemilik puncak Gunung Fuji di Jepang. Bahkan banyak yang menyebutkan nama salah satu karakter anime Jepang.

“Punya keluarga Zoldyck,” jawab akun @Iindaa*** menyebutkan nama karakter di Hunter x Hunter di kolom komentar.

“Iya punya keluarga Zoldyck kak,” jawab @kayla***.

Fakta soal siapa pemilik dari puncak gunung tertinggi di Jepang Fuji menjadi salah satu hal yang menarik untuk diulas. Jika sebelumnya, kabar-kabar pendakian lebih sering berasal dari Gunung Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia. Mulai dari misteri Rainbow Valley, ‘kuburan’ para pendaki hingga aksi heroik Sherpa yang menyelamatkan seorang warga Malaysia yang terjebak di “zona kematian” Gunung Everest pada Kamis (1/6)

Namun, kali ini perhatian beralih pada Gunung Fuji yang telah menjadi simbol sosial dan budaya Jepang selama berabad-abad. Di mana, mulai dari ketinggian 3.360 meter hingga puncaknya ternyata tidak milik pemerintah, melainkan merupakan tanah milik pribadi.

Melansir dari Japan Up Close dan Bisnis.com pada Selasa (6/6/2023), Fujisan Hong Sengen Taisha merupakan pemilik dari puncak Gunung Fuji yang sebagian besar terletak di Fujinomiya, Prefektur Shizuoka.  Mengutip dari Japan Times, awalnya seluruh gunung dimiliki oleh Ieyasu Tokugawa, seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam sejarah Jepang sekaligus pendiri Keshogunan Tokugawa, pemerintahan yang memerintah Jepang selama periode Edo (1603-1868).

Peran Ieyasu Tokugawa sangat signifikan dalam menyatukan Jepang dan mengakhiri periode Sengoku, atau yang dikenal juga sebagai periode negara perang.

Kemudian pada 1606, Ieyasu Tokugawa mendonasikan puncak Gunung Fuji kepada kuil yang disebut Sengen Grand Shrine.  Artinya, dia memberikan hak kepemilikan atas puncak Gunung Fuji kepada kuil tersebut. Kuil ini pun memegang kepemilikan tersebut selama periode Meiji, yang terjadi ketika sistem kekaisaran Jepang diperbarui dan kaisar kembali diangkat sebagai penguasa tertinggi Jepang. Dalam periode tersebut, pemerintah Meiji mengambil kendali atas kuil di Gunung Fuji dan sebagian besar kuil lainnya, menjadikannya tanah publik. Hal ini berlangsung hingga 1949, ketika konstitusi Jepang yang baru dibentuk dan menciptakan pemisahan antara agama dan negara, dan semua tanah yang telah diambil oleh pemerintah Meiji dikembalikan kepada kuil-kuil.

Namun, Sengen Grand Shrine kemudian mengajukan gugatan hukum dan berhasil memenangkan kasus tersebut pada 1974, sehingga kepemilikan puncak Gunung Fuji dikembalikan kepada kuil tersebut. Walau mereka memenangkan gugatan tersebut dan diakui sebagai pemilik sah, sayangnya proses untuk mengembalikan kepemilikan puncak Gunung Fuji memakan waktu cukup lama sampai pada 2004.

Dikutip dari Japan Travel, Fujisan Hongu Sengen Taisha adalah kuil agung yang terletak dekat Gunung Omuro. Kuil ini telah berdiri sejak zaman kaisar ke-11, Suijin. Pada zaman tersebut, Suijin bersemedi dan bersembahyang kepada dewa Asama-no-okami di kaki Gunung Fuji untuk mencari perlindungan spiritual dari bencana gunung berapi yang sering terjadi.

Bencana tersebut dianggap sebagai kemarahan Gunung Fuji, yang dianggap sebagai jelmaan dewa. Dengan mendirikan kuil ini, Suijin berharap untuk menenangkan dewa dan mendapatkan perlindungan spiritual dari potensi bahaya yang terkait dengan Gunung Fuji. Selama berabad-abad, klan Tokugawa memberikan perlindungan terhadap Fujisan Hongu Sengen Taisha. Meskipun sebagian besar kuil mengalami kerusakan akibat gempa bumi selama bertahun-tahun, bangunan yang masih ada saat ini dibangun pada abad ke-17 oleh shogun Tokugawa Ieyasu.

Klan Tokugawa sebagai pemilik awal puncak Gunung Fuji pun hingga saat ini terus melanjutkan tradisi perlindungan terhadap kuil ini selama ratusan tahun. Fujisan Hongu Sengen Taisha sendiri telah menjadi simbol wilayah tersebut dan menjadi kuil utama dari lebih dari 1.300 kuil Shinto Sengen di Jepang selama lebih dari 11 abad. Dengan dukungan dan perlindungan dari klan Tokugawa, kuil ini telah mempertahankan pentingnya sebagai tempat ibadah dan simbol budaya selama ini. Melansir dari Japan Times, kepemilikan Gunung Fuji pun tidak sepenuhnya milik kuil. Di mana, dari pos ke delapan ke bawah dianggap sebagai tanah publik yang dikelola oleh pemerintah. Sementara, untuk kawasan yang dimiliki oleh kuil sendiri dimulai dari pos ke delapan (3.250 meter) hingga puncaknya (3.776 meter).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya