SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Setelah diunggah di media sosial dan sempat viral, rumah warga Dukuh Dukuhan, RT 001 RW 005 Desa Macanan, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Wahono, 61, yang memprihatinkan mendapat perhatian berbagai pihak.

Bantuan untuk Wahono datang dari sejumlah donator sehingga rumahnya yang terdiri atas dua lokal berlantai tanah itu akan dibedah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tadi bantuan dari Pemkab Karanganyar, mahasiswa KKN, kepolisian, TNI, MTA dan sebagainya sudah berdatangan ke sini. Mereka masing-masing memberi sumbangan untuk Pak Wahono,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat yang juga Satgaskin Desa Macanan, Ahmad Arifin, ketika ditemui wartawan di lokasi rumah Wahono, Sabtu (19/1/2019) sore.

Menurut dia total uang hasil sumbangan terkumpul sekitar Rp19 juta. Selain itu juga ada bantuan berwujud semen, sembako dan sebagainya.

Ahmad Arifin menilai kesekapatan bedah rumah tersebut dilakukan karena rumah Wahono yang ditempati istrinya Poniyem dan seorang anaknya dinilai tidak layak huni. Rumah yang berada di tepi saluran irigasi sudetan Bengawan Solo itu,hanya berlantai tanah tanpa dilengkapi kamar mandi dan WC.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Wahono mengandalkan bantuan dari para tetangga sekitar. Karena satu-satunya putra yang berusia sekitar 19 tahun yang disebut tak pernah mengenyam pendidikan sekolah itu juga hanya bekerja sebagai buruh kasar yang hasilnya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, awalnya kondisi rumah Wahono yang memprihatikan itu diunggah oleh mahasiswa Poltekkes Solo ke grup media sosial sesama mahasiswa yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di Dukuh Dukuhan.

Tapi karena dilandasi semangat ingin mencari bantuan kabar internal KKN itu di-posting ke media sosial. Ternyata unggahan di media sosial tersebut, mendapat respons dari berbagai pihak, termasuk Pemkab Karanganyar.

“Kami tidak punya maksud apa-apa mengunggah rumah Pak Wahono ke media sosial. Kami hanya ingin, agar rumah yang sangat jauh dari layak tersebut, dapat bantuan dari masyarakat dan para dermawan,” ujar salah satu mahasiswa KKN Poltekkes Solo, Gianu Arisma, didampingi temannya, Dewi Pangesti.

Yang memprihatinkan, ujar Gianu, aksi sosial yang mereka lakukan justru memicu pro kontra warga setempat. Karena langkah yang mereka ambil di desa yang akan melaksanakan pemilihan kepala desa itu ternyata ada yang tak setuju dengan langkah para mahasiswa yang mengunggah kondisi rumah Wahono. “Kami jadi prihatin kenapa malah terjadi pro kontra,” papar Gianu.

Sedangkan Dewi menambahkan harapan mereka sebenarnya hanya satu, rumah Wahono yang istrinya juga sakit dan hanya bisa duduk di kursi roda ini diperbaiki. Karena rumah tersebut dinilai tak layak huni sama sekali.

Karena itu mereka urunan dan hasilnya senilai Rp2,8 juta disumbangkan untuk memperbaiki rumah Wahono. “Kami juga membantu warga yang kerja bakti untuk memperbaiki rumah Pak Wahono. Kami bersyukur, ternyata akhirnya banyak yang membantu,” papar dia.

Lebih lanjut Achmad Arifin mengutarakan Wahono telah bertempat tinggal di Dukuh Dukuhan, kira-kira 7 tahun. Dia menjelaskan rumah yang ditempati berukuran kira-kira 5×2 meter dengan dinding batu bata merah tanpa diplester itu merupakan bantuan warga.

Karena itu setelah mahasiswa yang sedang KKN, mengunggah ke media sosial bantuan pun berdatangan dari berbagai pihak. “ Rebab rumah sudah mulai kami lakukan, semoga dalam waktu dekat, bedah rumah segera selesai,” ujar dia.

Sementara itu, belum berhasil menjumpai Kepala Desa Macanan, Sutrisno, di kediamannya. “Bapak sedang keluar,” ujar salah satu kerabatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya