SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan tehadap anak (liputan6.com)

Solopos.com, SOLO — Beredar kabar seorang bocah kelas satu Sekolah Dasar (SD) di Jogja mengalami kekerasan dari kakak kelasnya. Akibatnya, korban mengalami luka pada ususnya yang mengharuskan dioperasi.

Cerita kekerasan ini viral setelah diunggah oleh pengguna akun media sosial Twitter @Mummy_Nduty, Rabu (19/2/2020). Dalam unggahan tersebut, dia menampilkan percakapan dengan temannya di aplikasi WhatsApp (WA).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (21/2/2020), sebanyak 1.900 netizen telah membagikan ulang cerita tragis itu.

Pengumuman, Jadwal Perjalanan KA Singasari Relasi Blitar-Pasarsenen Berubah

Menurut percakapan di aplikasi WA, Senin (27/1/2020) korban dipukuli kakak kelasnya yang duduk di kelas enam. Sehari setelahnya, korban mengeluh perutnya sakit dan tak mau sekolah.

Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bethesda Jogja dan harus menjalani rawat inap.

Sampai Bethesda Kamis sore. Minggu kemarin terus dijenguk dokter anak, dokter bedah anak. Disuruh opname, malamnya jam 21.00 langsung operasi. Ya ampun mbak, ususnya luka berat, sampai infeksi terus nanahnya banyak,” tulis pengirim pesan dalam percakapan WA itu.

Belum Move On dari Deddy, Yuni Kaget Dipasangkan dengan Suroto di Pilkada Sragen

Pengirim informasi yang mengaku baru saja menjenguk korban menceritakan kondisinya. Bocah itu selama tiga bulan ketika buang air kecil dan besar harus melalui  saluran khusus dibuat oleh tim medis di perutnya. Kalau tiga bulan hasilnya bagus, dokter akan mengoperasi lagi agar kembali seperti semula.

Dia juga bercerita dari 28 Februari 2020 hingga 17 Februari 2020, pihak sekolah belum menjenguk korban. Sang ibu korban sampai mengirim hasil pemeriksaan bocah itu ke WA gurunya.

Setiap kali ada hasil periksa, ibunya WA kirim ke wali kelasnya. Wali kelasnya kalau bilang mungkin karena si bocah itu pola makannya tidak baik, usus buntu, dll,” bebernya.

Mahasiswa Asal Sragen Dapat Beasiswa S3 di Queen’s University UK

Lebih lanjut, dokter yang menangani korban mengatakan penyebabnya karena hantaman dan tekanan yang membuat sobek, luka dan iritasi pada usus. Ini lantaran korban lama tidak diperiksa dokter dan mengakibatkan ususnya bernanah.

“Tadi ibunya bilang enggak mau sekolah dahulu hingga tiga bulan ke depan. Di operasi lagi, habis itu mau pindah sekolah,” tambahnya.

Hal ini membuat penerima pesan meminta keluarga korban untuk melapor ke lembaga perlindungan anak dan membuat surat khusus kepada pihak sekolah, Dinas Pendidikan setempat, hingga pusat.

Kepala Humas dan Marketing RS Bethesda, Adiatno Priambodo mengatakan ada kesamaan cerita viral ini dengan pasien yang kini sedang dirawat di rumah sakit yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman, Jogja ini.

Tak Nyaman Punya Rekan Kerja Suka Iri, Begini Cara Mengadapi

Pasien tersebut berinisial SAGH, 9, menjalani operasi pada bagian perut, Kamis (13/2/2020) dan ditangani oleh dokter bedah anak.

“Namun kami belum mendapatkan hasil diagonis dari dokter yang melakukan operasi karena saat ini belum bisa ditemui,” ujarnya kepada Suara.com, Jumat (21/2/2020).

Setelah cerita ini viral, pengguna akun Twitter @Mummy_Nduty telah menghapus unggahannya itu. Alasannya, ada permintaan dari keluarga korban.

Atas permintaan keluarga lewat neneknya meminta agar saya menghapus postingan saya ttg kasus adik kecil yg dibully, keluarga menginginkan jalan damai…saya sempaikan unt semuanya bahwa saya menghargai permintaan keluarga dan akan menurutinya,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya