SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video aktivitas balap lari di kawasan Kota Barat, Solo, Minggu (13/9/2020) malam. (Instagram @infobalaplarisolo)

Solopos.com, SOLO — Fenomena balap lari liar di jalanan yang muncul di Kota Solo beberapa waktu terakhir mendapat perhatian sejumlah pegiat atletik. Kegiatan yang kini viral di media sosial itu dinilai bisa menjadi ajang pencarian bakat atlet apabila mendapatkan pendampingan.

Sejauh ini adu balap lari masih cenderung menjadi ajang have fun di kalangan remaja. Mereka beradu cepat mencapai garis finis tanpa alas kaki dan fasilitas lain yang memadai. Pelatih atletik yang juga menjabat Kepala Pembinaan Prestasi National Paralympic Committee (NPC) Jawa Tengah, Slamet Widodo, menilai fenomena balap lari jalanan bisa menjadi hal positif apabila diarahkan.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Cegah Massa ke Solo, Polres Wonogiri Lakukan Penyekatan Anggota PSHT di Wilayah Perbatasan

“Ini kan sebenarnya sebuah gerakan masyarakat di bidang olahraga. Jika didukung dan difasilitasi, bukan tak mungkin muncul bibit pelari andal dari sana,” ujar Slamet saat dihubungi Solopos.com, Rabu (16/9/2020).

Slamet mengatakan tak sedikit atlet lari yang muncul dari hobinya beradu cepat di jalanan ketika masih muda. Di level nasional, Lalu Muhammad Zohri menjadi salah satu atlet yang muncul dari lomba lari jalanan.

Bisa Berdampak Buruk

Zohri kini bahkan mampu menjadi juara dunia dalam Kejuaraan Atletik Junior 2018 lalu. Menurut Slamet, ajang balap lari jalanan bisa berdampak buruk apabila terus dibiarkan liar.

“Berpotensi mengganggu publik umum jika kegiatannya menutup jalan. Selain itu bisa memicu persebaran Covid-19 apabila muncul kerumunan dan abai protokol kesehatan,” ujar mantan pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Solo itu.

Sekda DKI Saefullah Wafat karena Covid-19, Anies Baswedan Kehilangan

Anggota DPRD Solo yang juga pehobi lari, Ginda Ferachtriawan, melihat ada dua sisi mata uang dari fenomena adu lari jalanan. Di satu sisi, dia menyebut kegiatan itu justru membuat rentan kesehatan apabila menimbulkan kerumunan yang memicu persebaran corona. Namun di sisi lain kegiatan bisa benar-benar menjadi olahraga yang menyehatkan apabila sejumlah standar di masa pandemi dipenuhi.

“Mungkin malah bisa dijadikan program dalam rangka penanggulangan Covid-19. Pandemi seperti sekarang ini mestinya semua kegiatan mengutamakan pedoman kesehatan,” ujar Ginda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya