SOLOPOS.COM - Vidi Aldiano lulus S2 di University Manchester (Detik.com)

Penyanyi Vido Aldiano mendukung rencana kenaikan harga rokok.

Solopos.com, JAKARTA — Penyanyi Vidi Aldiano mendukung rencana menaikkan harga rokok Rp50.000 per bungkus. Menurutnya, dengan kenaikan harga akan membuat produktivitas kerja orang meningkat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Gue bukan perokok, alhamdulillah. Menurut gue dan orang-orang di sekeliling gue, dengan harga rokok naik produktivitas meningkat. Waktu orang merokok saat meeting juga berkurang karena rokok mahal, performance kerjaan di sekeliling gue meningkat. Feeling happy about it,” ujar Vidi Aldiano, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Sabtu (27/8/2016).

Dia menilai harga rokok di Indonesia masih tergolong lebih murah ketimbang negara lain. Australia misalnya, menetapkan harga sekitar Rp343.000 per bungkus. Sedangkan Swedia Rp108.000. “Kayaknya harga rokok di Indonesia masih murah sebenarnya. Jadi dibandingkan dengan di belahan dunia lain, Indonesia masih murah,” kata dia. Baca juga: Joshua Ingin Harga Rokok Rp200.000.

Dampak Buruk Perokok Aktif

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, mengatakan perokok aktif memiliki risiko terkena penyakit gagal jantung. “Kami minta masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok,” kata Firman.

Selama ini, angka kematian di Indonesia tertinggi adalah penyakit jantung dan stroke, sehingga masyarakat dapat menghindari budaya merokok.  Saat ini, semua perusahaan cukai rokok memasang gambar tengkorak, bahkan merokok membunuh pada setiap bungkus rokok.

Sebab, rokok itu mengandung zat berbahaya baik perokok dan perokok pasif yang terkena asap di sekitarnya. Karena itu, pihaknya berharap warga yang sebelumnya perokok aktif maka dapat dihindari dengan tidak merokok.

Perokok juga menimbulkan resiko berbagai penyakit tidak menular, seperti gagal jantung dan stroke serta diabetes. “Kami minta warga membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok itu,” katanya. Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Rokok.

Penyebaran penyakit jantung disebabkan oleh dampak pembangunan yang mengubah pola hidup menjadi lebih tidak sehat di antaranya perokok itu. “Kita terus mengoptimalkan pelayanan agar penderita jantung bisa kembali hidup sehat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya