SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Obat disfungsi ereksi Viagra dan obat yang memiliki fungsi sama, mungkin akan berdampak terhadap gangguan pendengaran dalam jangka panjang bagi pengunanya. Berhati-hatilah!

Peneliti dari University of Alabama, Birmingham sebagaimana dikutip dari Inilah.com, Jumat (21/5), mendiskusikan bukti yang mendukung hubungan antara timbulnya masalah pendengaran dan Viagra. Obat ini adalah salah satu tipe inhibitor phosphodiesterase 5 (PDE-5i), yang juga mencakup Cialis dan Levitra.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Temuan ini mengikuti keputusan 2007 oleh US Food and Drug Administration untuk menyesuaikan pelabelan obat agar lebih jelas menampilkan peringatan tentang risiko kehilangan pendengaran. Langkah ini berasal dari laporan yang menyebutkan tentang gangguan pendengaran mendadak di kalangan pengguna obat-obatan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tampaknya dari temuan ini akan membenarkan peringatan pemerintah soal gangguan pendengaran dan penggunaan obat PDE-5i,” kata penulis studi Gerald McGwin, seorang profesor epidemiologi di Universitas Alabama di Birmingham School of Public Health.

“Meskipun ada keterbatasan dalam penelitian ini, adalah bijaksana bahwa pasien yang menggunakan obat ini diperingatkan tentang gejala gangguan pendengaran. Pengguna diharapkan mencari pengobatan medis segera guna mencegah potensi kerusakan permanen.”

Temuan berasal dari analisis data survei lebih dari 11.500 pria di atas usia 40 tahun yang telah dikumpulkan Agency for Healthcare Research and Quality. McGwin dan timnya menemukan bahwa pria yang menggunakan obat PDE-5i memiliki dua kali lipat potensi risiko kehilangan pendengaran dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya.

Penulis menekankan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut. Mereka mencatat bahwa meskipun obat ini digunakan untuk disfungsi ereksi, awalnya resep obat ini juga digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi.

“PDE-5i ialah obat yang bekerja pada pasien disfungsi ereksi dengan kemampuan untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan tertentu dalam tubuh,” kata McGwin. “Hipotesis menunjukkan bahwa obat ini mungkin memiliki efek serupa pada jaringan yang sama di telinga. Alhasil peningkatan aliran darah berpotensi menyebabkan kerusakan yang menyebabkan gangguan pendengaran.”

isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya