SOLOPOS.COM - Model mengenakan gaun bertemakan bambu di kawasan Car Free Day Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (9/2/2014). Ia mempromosikan lomba merancang gaun dari bambu dalam rangka Vastenburg Carnival yang akan digelar pada awal Juni mendatang. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO —Konsep kostum karnaval yang bakal ditampilkan dalam Vastenburg Carnival terus dimatangkan. Mengusung tema “Bamboo, it’s my costume”, konsep kreatif pembuatan busana berbahan dasar bambu ini dirancang bisa menampilkan sejarah perjalanan Benteng Vastenburg dari masa ke masa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Vastenburg Carnival akan digelar di Benteng Vastenburg, 6-7 Juni mendatang. Sedikitnya 1.000 peserta akan menampilkan kreasi kostum garapan mereka di benteng Solo itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Benteng yang dibangun pada 1745 silam ini menjadi saksi perjalanan Bangsa Indonesia. Dibangun pada masa penjajahan Belanda, awalnya bangunan ini berfungsi sebagai tempat mengawasi gerak-gerik pergerakan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan warga Solo.

Fungsinya berubah tatkala Jepang menduduki Indonesia. Bangunan ini sempat menjadi ruang penyiksaan bagi pribumi dan tentara Belanda. Saat Indonesia sudah merdeka, bangunan yang terletak di jantung Kota Solo ini beralih fungsi menjadi asrama militer.

Di tengah kemelut akuisisi yang tak kunjung rampung, benteng yang sebelumnya sempat tak terurus ini beberapa tahun belakangan dimanfaatkan menjadi ruang budaya baru. Perjalanan benteng inilah yang menarik Program Director Vastenburg Festival, Heru Prasetya, untuk mewujudkannya dalam konsep kreatif kostum karnaval.

“Saat ini kami sedang mendalami sejarah benteng. Nantinya tiap masa akan kami wujudkan dalam kostum karnaval. Perjalanan benteng dari waktu ke waktu ini akan diwakili dengan warna dan bentuk kostum karnaval. Ini menjadi perayaan rasa menghargai pada bangunan bersejarah,” jelas Heru saat berbincang dengan wartawan, di Omah Sinten, Rabu (19/2/2014).

Bagi Heru dan sejumlah tim Vastenburg Carnival, keberadaan benteng secara arsitektur cukup kuat ditilik dari sisi artistik. Berawal dari riset pemanfaatan bangunan benteng sebagai sarana ajang gelar, Heru menangkap bangunan ini layak menjadi panggung gelaran busana akbar.

“Konsep awalnya catwalk arsitektur. Yang akan dieksplorasi untuk ruang pergelaran busana bisa mulai dari parit saluran drainase hingga bagian atas benteng. Semua bagian catwalk akan dihubungkan dengan instalasi bambu, sehingga bisa menjadi penjelajahan arsitektur,” ungkapnya.

Diundur

Sementara itu, acara pre-event workshop Vastenburg Carnival kembali digelar di Atrium Solo Grand Mall, Rabu-Kamis (19-20/2) sore. Dalam acara yang diikuti sekitar 60 peserta dan pengunjung pusat perbelanjaan ini, panitia mengajarkan pembuatan mahkota berbahan dasar kreneng (wadah pisang yang terbuat dari bambu).

Menurut Heru, penyelenggaraan pre-event ini menjadi ajang pengenalan agenda budaya baru bagi masyarakat Soloraya. “Acara ini perdana digelar. Kami ingin mengenalkan kepada masyarakat keberadaan karnaval baru di Solo yang punya gaya sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, workshop yang sebelumnya dimulai Minggu (23/2), di Balai Kota Solo, terpaksa diundur menyusul penundaan sejumlah agenda budaya karena hujan abu vulkanis Gunung Kelud. Penyelenggaraan workshop akan digelar di Balai Kota Solo, Minggu (2/3/2014) mendatang.

“Karena bareng dengan agenda budaya lain, workshop kami undur. Setelah resmi dimulai, workshop akan digelar reguler setiap pekan. Diharapkan dengan persiapan selama empat bulan, penggarapan bisa maksimal,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya