SOLOPOS.COM - Benteng Vastenburg Solo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO —  Gelaran hebo bakal dilangsungkan di Solo, Juni 2014 mendatang. Bertajuk Vastenburg Carnival, karnaval tersebut menjadikan sajian yang berbeda dibanding karnaval-karnaval yang ada sebelumnya.

Keberadaan karnaval modern sebagai magnet baru agenda budaya kini mulai menjamur di berbagai kota. Meskipun populer belakangan, namun karnaval bukan barang baru di dunia seni dan budaya Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika ditilik lebih jauh, bentuk ekspresi seni dan budaya massal ini sebenarnya telah sudah ada lewat gelaran Ngaben (Bali), Tabuik (Pariaman), Tabot (Bengkuku), hingga Grebeg Maulud (Jogja dan Solo).

Kemasan karnaval yang kerap mengiringi kegiatan adat dan keagamaan ini pun berbeda karnaval yang ada saat ini. Namun keberadaan arak-arakan tetap membawa spirit yang sama, merayakan kebersamaan.

Kreativitas kolektif masyarakat dalam menampilkan kreasi karnaval khas daerah mereka, beberapa tahun belakangan mulai memasuki titik jenuh. Tak ayal banyak karnaval yang dulunya menjadi primadona, kini mulai kehilangan penonton.

Melihat gejala ini, penyelenggara Vastenburg Carnival yang rencananya digelar di kawasan Benteng Vastenburg, 6 Juni 2014-7 Juni 2014, berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada. Salah satunya lewat pembuatan konsep dan eksplorasi ajang gelar yang berbeda dari karnaval kebanyakan.

Program Director Vastenburg Festival, Heru Prasetya, mengutarakan penyelenggara acara wajib mengekplorasi konsep baru agar buah kreativitas kolektif masyrakat ini tak ditinggal pergi penontonnya.

“Karnaval kini sudah mewabah di hampir semua daerah. Kami harus menampilkan kebaruan yang berbeda dari yang sudah ada. Solo sendiri punya benteng yang unik. Keunikan benteng ini kami eksplorasi menjadi simbol pertahanan budaya,” terang lelaki yang akrab disapa Heru Mataya, ketika berbincang di kantor sekretariat Rumah Karnaval Indonesia, di Timuran, Banjarsari, Solo, Senin (25/11/2013) siang.

Heru membeberkan konsep karnaval yang digelar kali pertama di Solo ini nantinya bakal diawali dengan arak-arakan dari tugu nol kilometer Pemandengan (terletak di depan Balai Kota Solo), kemudian menyusuri Jl Jenderal Sudirman, dan masuk ke kawasan Benteng Vastenburg.

“Awalnya akan digelar kirab sepanjang 200 meter. Peserta karnaval kemudian masuk ke venue utama di benteng. Bangunan tembok benteng akan kami sulap jadi catwalk untuk menampilkan peserta karnaval. Sedangkan sisi luar tembok, akan kami ubah menjadi  layar besar yang bisa menampilkan keragaman benteng di seluruh Indonesia,” bebernya.

Heru mengutarakan festival ini rencananya diikuti 2.000 peserta karnaval dari delegasi 34 provinsi di Indonesia. Kota Solo sebagai tuan rumah, rencananya mengikutsertakan 500 orang dalam karnaval yang bakal menyuguhkan keragaman kreativitas kostum, tari, dan musik ini.

“Awal 2014 nanti akan kami awali workshop buat pelajar tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan umum. Mereka akan diajak ikut workshop karnaval di pasar tradisional yang ada di sudut perkampungan Kota Solo. Peserta yang terpilih akan diajak ke Vastenburg Festival. Gelaran ini kembali membawa spirit, festival menjadi milik masyarakat,” katanya.

Momentum gelaran perdana Vastenburg Festival, 6 Juni 2014 mendatang, rencananya juga ditetapkan menjadi Hari Karnaval Nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya