SOLOPOS.COM - Ilustrasi kehilangan indera penciuman. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Varian baru virus corona Omicron tidak picu gejala kehilangan indera penciuman seperti gejala Covid-19 pendahulunya. Hal ini berdasarkan temuan seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 varian baru ini.

Tidak picu gejala kehilangan indera penciuman, varian baru virus corona Omicron  itu menyebabkan gejala yang tidak biasa, termasuk kelelahan yang hebat dan detak jantung cepat. Perbedaan gejala ini yang harus dipahami.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seorang dokter dari klinik swasta di Pretoria, Angelique Coetzee,   mengatakan varian Omicron ini tidak picu gejala kehilangan indera penciuman dan perasa, seperti versi virus corona Covid-19 sebelumnya.  Menurut Dr Angelique, gejala varian Omicron ini sangat berbeda dan mungkin sangat ringan daripada sebelumnya.

Baca Juga: Orang Lansia Seperti Bens Leo Rentan Terinfeksi Covid-19, Kenapa ya?

“Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak usia 6 tahun dengan suhu tinggi dan denyut nadi cepat. Tapi, kondisinya jauh lebih baik setelah 2 hari kemudian,” kata Dr Angelique dikutip dari The Sun dan Suara.com pada Senin (29/11/2021).

“Tapi, hal yang harus kita khawatirkan adalah orang yang lebih tua dan tidak vaksinasi. Jika mereka tidak vaksinasi, maka akan lebih banyak orang tua yang mengalami infeksi parah,” paparnya.

Apalagi, varian Omicron atau B.1.1.529 ini dikhawatirkan lebih menular dibandingkan varian Delta dan bisa menginfeksi orang yang sudah vaksinasi, terlebih orang yang belum vaksinasi.

Karena, varian baru virus corona ini memiliki 50 mutasi genetik yang sebagian besar sudah diidentifikasi pada varian sebelumnya. Profesor Lawrence Young dari Warwick Medical School mengatakan varian Omicron ini salah satu varian yang memiliki mutasi paling banyak.

Baca Juga: Indonesia Tidak Berpartisipasi di Miss Universe 2021, Ini Alasannya

“Varian virus corona ini membawa beberapa perubahan yang sudah kita lihat sebelumnya pada varian lainnya. Bahkan, varian ini juga memiliki mutasi baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya,” katanya.

Karena itu, para ahli masih membutuhkan penelitian laboratorium untuk menentukan antibodi yang diinduksi oleh vaksin Covid-19 mampu memblokir infeksi varian Omicron ini atau tidak.

Dikutip dari Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sejauh ini belum ada bukti tentang tingkat penularan dan keparahan virus corona varian Omicron.  “Belum diketahui pasti apakah Omicron lebih menular [misalnya, lebih mudah menular di antara manusia] dibanding varian lainnya, seperti Delta,” kata WHO lewat pernyataan.

WHO mengatakan lonjakan jumlah orang yang positif Covid-19 dan pasien rawat inap di Afrika Selatan, tempat varian baru itu pertama kali dilaporkan dan dianggap sebagai sumbernya, tidak berarti bahwa penularan atau keparahan dari Omicron lebih tinggi.  WHO menegaskan bahwa “ini kemungkinan karena tingginya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi ketimbang dampak spesifik dari Omicron.”

Baca Juga: Kenali Penyakit Infeksi Liver dan Paru Seperti Diidap Ameer Azzikra

“Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang berkaitan dengan Omicron berbeda dari varian lainnya,” tulis pernyataan itu.

Menurut informasi yang terbatas, WHO juga memperingatkan bahwa orang yang sebelumnya pernah terpapar Covid-19 dapat terinfeksi kembali dengan Omicron secara lebih mudah dibanding varian yang diwaspadai lainnya.  WHO mengatakan perlu studi lanjutan untuk lebih memahami varian Omicron.

Selagi studi efektivitas vaksin Covid-19 dan pengujian terhadap Omicron sedang berlangsung, obat yang biasanya digunakan untuk menyembuhkan Covid-19 masih bisa ampuh untuk mengobati infeksi Omicron, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya