SOLOPOS.COM - Gerobak di warung makan milik Rani di Jalan Selokan Mataram, Bedog Ringroad Barat, Trihanggo, Gamping Sleman, yang tak luput dari aksi vandalisme. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Aksi corat coret bisa ditemukan di setiap sudut kota. Tidak hanya fasilitas umum, tempat milik pribadi tak luput jadi sasaran pelaku vandalisme. Bagaimana kisah orang yang pernah menjadi korbannya, berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono.

Entah apa sebenarnya motivasi pelaku vandalisme dengan melakukan tindakan tak bermanfaat itu. Mereka menulis menggunakan cat semprot, dengan sasaran utama tembok yang berlokasi di pinggir jalan besar. Mereka tak peduli, dinding yang dicoret rumah pribadi ataupun fasilitas umum

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rani, pemilik warung makan di Jalan Selokan Mataram, Bedog Ringroad Barat, Trihanggo, Gamping, Sleman, menjadi salah satu korbannya. Rumah yang digunakannya untuk warung makan berada di sisi barat ringroad barat. Cukup ramai dengan pengunjung karena nyaman terletak di jalan besar dan akses menuju kawasan Kecamatan Mlati.

Tetapi kenyamanan itu terganggu karena adanya aksi vandalisme. Dinding warung makan dipenuhi coretan. Tak hanya itu, gerobak kayu yang biasa digunakan untuk berjualan juga tak luput dari coretan. Berbagai warna menggunakan huruf yang tak jelas melekat permanen di dinding.

Coretan memiliki ciri warna dan tulisan berbeda. Diduga dilakukan orang yang berbeda pula. Tidak hanya milik Rani, bangunan lain di sekitar lokasi itu juga dipenuhi coretan. Apalagi fasilitas umum sejenis jembatan.

Rani tak habis pikir dengan pelaku vandalisme. Ia meyakini aksi itu dilakukan oleh orang yang berpendidikan. Alasannya? “Kalau tidak berpendidikan mana bisa menuliskan huruf bagus seperti itu,” ucapnya, Senin (28/4/2014).

Sangat disayangkan memiliki kemampuan menulis menggunakan cat atau air brush tapi salah penggunaannya. Dengan mencoretkan di bangunan rumah orang lain, itu jelas sangat menganggu. Seperti Rani, tak terhitung berapa kali ia mengecat ulang tembok di sekitar warung makannya.

Tapi hasilnya sama, coretan tak jelas itu muncul lagi saat ia bangun tidur. Akhirnya Rani pun putus asa, ia tak lagi menutup coretan dengan cat dinding. Memilih membiarkan aksi vandalisme itu karena sudah capai.

“Sekarang dicat bersih, besok pagi sudah ada coretan lagi, besoknya tambah coretan lagi sampai banyak lagi. Kesal saya, itu iseng-iseng saja atau bagaimana, heran saya,” ucapnya lagi.

Dalam waktu dekat ini ia berencana membuat pagar besi tertutup, sehingga saat malam hari bisa ditutup sehingga tidak ada orang yang dapat mendekat ke tembok. “Rencana mau dipagar, biar tidak ada coretan lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya