SOLOPOS.COM - Petugas medis menyiapkan vaksin Sinovac. (Solopos-Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengaku belum bisa memastikan kuota vaksin tahap kedua yang dijadwalkan mulai berlangsung pada akhir Februari.

Alokasi vaksin yang bakal dikirimkan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah disampaikan pada pekan ke-4 Februari. Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan pendataan penerima vaksin tahap kedua masih terus dilakukan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pihaknya hanya mendapatkan data dari instansi yang membawahi para penerima vaksin. Sasaran vaksin tahap ke-2 adalah pelayan publik, seperti guru, aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, tokoh agama, dan media.

Baca Juga: 16,9 Juta Petugas Layanan Publik akan Divaksinasi Covid-19

“TNI/Polri itu akan mengambil data dari Polri dan TNI. Kalau guru akan mengambil data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kalau tokoh agama, mengambilnya dari Kementerian Agama (Kemenag). Kemudian, data ditarik oleh Pusdatin dan dikirim ke Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan diverifikasi NIK-nya (nomor induk kependudukan). Mereka yang terdaftar akan mendapatkan SMS blast dan menerima vaksin sesuai jadwal,” kata dia, dihubungi Rabu (17/7/2021).

KPCPEN akan menampilkan data di dashboard penerima vaksin prioritas. Misalnya, pada bagian teratas adalah TNI/Polri, kemudian disusul tenaga kependidikan, dan seterusnya. Data yang tercantum ditarik oleh KPCPEN dari Pusdatin. “Ada informasi pada tahap kedua ini juga menyasar kalangan lanjut usia (lansia).

Tapi, belum tentu semua lansia mandapat karena tergantung data mereka masuk dashboard atau tidak,” jelas Ning, sapaan akrabnya. Pihaknya mengaku belum mengetahui kuota vaksin pada tahap kedua.

Baca Juga: Awas, Infodemi Bisa Hambat Penanganan Pandemi Covid-19

Jika kuota sudah pasti, maka dirinya bisa melakukan pemetaan pembagian vaksin di 38 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Konsep pembagian vaksin sudah disusun, sehingga para pelayan publik itu bisa menerima vaksin ke fasyankes terdekat.

“Saya sudah buat konsep seandainya sasaran segini, tak kasih ke RS dr. Moewardi segini, RSUD Bung Karno segini, dan seterusnya. Meskipun tulisannya vaksinasi bisa dimana saja, tapi kalau saya enggak mengatur, bisa-bisa terjadi kerumunan. Misal guru dapat data 500, kemudian data guru nomor 1-200 ke Puskesmas Gilingan. Nomor 200-400 di Puskesmas Nusukan dan sebagainya,” beber Ning.

Baca Juga: PMI Jateng: Donor Plasma Konvalesen Capai 1.841 Orang

Pihaknya mengaku sempat mendata para awak media di Solo, mengingat mereka juga menjadi salah satu prioritas. Data tersebut rencananya juga akan dikirim ke Pusdatin dan merekalah yang menentukan kuota untuk wartawan yang mendapatkan jatah vaksin.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Solo, Tenny Setyoharini, mengatakan hingga pekan kedua Februari, pihaknya belum merampungkan penyuntikan vaksin dosis kedua pada tenaga kesehatan (nakes).

“Belum 90%. Masih terus berjalan. Targetnya ysampai akhir Februari ini mengingat rentang dosis pertama dan kedua untuk nakes lansia 28 hari. Berbeda dengan nakes yang di bawah 60 tahun yang hanya 14 hari,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya