SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, saat melakukan vaksinasi PMK di Kadirejo, Pabelan, Kabupaten Semarang, Sabtu (28/1/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memulai vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) secara serentak di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Jawa Tengah (Jateng). Kick off vaksinasi PMK di Jateng secara simbolis digelar di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Sabtu (28/1/2023).

Wakil Ketua Satgas PMK Jateng, Sujarwanto, menyebut penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak memang harus secepatnya diberantas yang salah satu upayanya dengan pemberian vaksin kepada ternak. Pada tahun 2022 lalu, pihaknya telah cukup efektif melakukan vaksinasi ternak dengan capaian mencapai 91 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau kita lihat angka capaian tahun 2022, sebenarnya sisa kasusnya sekitar 1.020 kasus. Tapi di bulan ini karena pelaporannya agak tersendat, setelah kita akumulasikan terdapat 3.000 kasus PMK di Jawa Tengah,” jelas Sujarwanto kepada Solopos.com, Sabtu (28/1/2023).

Dikatakan kalau melihat total populasi yang mencapai 2,5 juta sapi. Menurutnya perkembangan kasusnya tidak signifikan. Kemudian terdapat beberapa kabupaten yang sudah tidak ada kasus lagi.

“Artinya kita akan terus melanjutkan tahun ini, maka kickoff hari ini memperkuat tekad kita lagi untuk segera menuntaskan kasus PMK di Jawa Tengah,” terangnya.

Sujarwanto mengimbau kepada seluruh jajaran Satgas PMK di kabupaten/kota se-Jateng untuk lebih giat dalam menghimpun data harian. “Agar tidak ada delay, tidak ada penumpukan kasus yang seolah-olah terjadi mendadak,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, mengatakan pada tahun 2023 ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menargetkan 2,4 juta ekor ternak akan divaksin PMK. Ternak sebanyak itu meliputi ternak yang belum mendapatkan vaksin sama sekali maupun ternak yang membutuhkan vaksin lanjutan, yakni vaksin tahap kedua maupun booster.

Agus menyebut hingga saat ini pencapaian vaksinasi PMK di Jateng telah mencapai 1.359.801 dosis atau 91,2 persen dari jumlah vaksin yang diperoleh dari Kementerian Pertanian (Kementan). Dengan capaian itu, PMK di Jateng pun telah mengalami penurunan secara signifikan.

“Trennya sudah turun, tapi tidak boleh terlena karena penyakit ini bisa menyebar kemana-mana,”katanya.

Dikatakan yang perlu dikendalikan adalah bagaimana vaksinasi yang harus terus dilakukan. Capaiannya harus ada 80% dari populasi yang sapi yang ada di Jateng.

“Di samping itu biosecurity supaya untuk mengurangi risiko. Kemudian lalu lintas ternak juga jelas dilakukan. Yang tidak kalah pentingnya adalah pemotongan [sapi] bersyarat,” jelasnya.

Selain hal tersebut ternak yang sakit harus segera dilakukan pengobatan. Pihaknya juga telah melakukan upaya secara komprehensif, bekerja sama dengan Satgas PMK di tiap kabupaten/kota di Jateng.

“Jawa Tengah [Jateng] rata-rata baaru sekitar 35% dari populasi [ternak] yang sudah mendapatkan vaksin,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya