SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, meninjau pelaksanaan uji coba PTM di SMP Negeri 2 Boyolali, Senin (12/4/2021). (Solopos.com-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Vaksinasi guru SMP di Boyolali dikebut demi memastikan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) sesuai protokol kesehatan dan melihat kesiapan pelaksanaan ujian SMP dengan sistem tatap muka.

Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, mengunjungi sejumlah sekolah di Boyolali. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali pun segera membahas teknis pelaksanaan ujian kelulusan SMP tersebut.  Bupati Boyolali didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, mengunjungi tiga sekolahan yang telah melaksanakan uji coba PTM, Senin (12/4/2021).

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Di antaranya adalah SMP Negeri 1 Boyolali, SD Negeri 1 Boyolali dan SMP Negeri 2 Boyolali. Pada kegiatan itu pihaknya ingin memastikan mengenai kesiapan untuk percepatan pelaksanaan PTM di Boyolali. Terlebih untuk jenjang SMP yang sebentar lagi akan menggelar ujian kelulusan.

Baca Juga: Ini 5 Zodiak Jago Berimajinasi, Kamu Termasuk?

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berencana untuk menggelar ujian kelulusan SMP secara tatap muka di sekolah. Namun tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan dan semua guru harus sudah divaksin Covid-19. "Ini sudah dekat dengan ujian kelulusan [SMP]. Kami tanyakan kesiapan anak-anak.

Hampir seluruh siswa merasa nyaman belajar di sekolah.  Itulah yang menjadi harapan kami, kami mengupayakan uji coba PTM. Di samping mengobati kerinduan anak kepada guru juga memulihkan semangat anak menghadapi ujian," kata dia kepada wartawan saat ditemui di SMP Negeri 2 Boyolali, Senin (12/4).

Untuk mendukung terlaksananya uji coba PTM di jenjang SMP, pihaknya sudah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali dan Kepala Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi menyelesaikan vaksinasi guru SMP.  "Agar ujian bisa dilaksanakan secara langsung di sekolah secara tatap muka. Dengan syarat guru sudah tervaksin, biar nyaman dan biar aman untuk guru dan siswa. Teknisnya nanti akan diatur, disesuaikan dengan protokol kesehatan," jelas dia.

Baca Juga: Kata Fengsui Ada 5 Kesalahan Umum Penataan Rumah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto, menjelaskan rencana pelaksanan ujian kelulusan SMP yang akan digelar secara tatap muka ditujukan untuk menjaga mutu pendidikan. "Untuk ujian kelulusan, dalam rangka mutu, sudah kami putuskan ujian nanti luring.  Tapi syaratnya guru harus sudah divaksin," kata dia. Menurut infornasi yang dia dapatkan mulai Senin (12/4) sudah dilakukan vaksinasi dosis pertama untuk guru SMP. Diperkirakan 14 hari kemudian dilakukan vaksinasi dosis kedua.

Sesuai Kalender Pendidikan

Darmanto mengatakan sesuai kalender pendidikan, ujian di jenjang SMP dimulai pada 19 April. Namun untuk vaksinasi dosis kedua, diperkirakan baru dimulai 26 April nanti. "Dari sisi kesehatan, vaksinasi harus terselesaikan dulu. Tapi dalam rangka mutu, ujian harus dilakukan luring. Untuk itu sebagai salah satu solusinya, jadwal ujian akan diundurkan setelah 26 April. Hari ini secara teknis akan kami rapatkan," lanjut dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan jumlah sasaran guru baik SD, MI serta SMP dan MTt yang akan divaksin dalam pekan ini total ada 6.595. "Akan diberi vaksin Sinovac, sehingga akhir April ini semuanya sudah mendapatkan vaksin sampai dosis kedua," kata dia, Senin.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Konon Tidak Suka Berbagi, Benarkah?

Dia mrnjelaskan, sebelumnya vaksinasi untuk guru, sudah dilakukan untuk guru SD negeri, TK dan Paud, serta sekolah sekolah SMP dan SMA yang menjadi percontohan pembelajaran tatap muka.  Kepala SMP Negeri 2 Boyolali, Agus Winarno, mengaku sudah menyiapkan skema pelaksanaan ujian kelulusan nanti.

Awalnya pihaknya menyiapkan skema ujian secara daring yang dikombinasikan luring. Jadi ada sebagian yang mengerjakan di rumah dan ada sebagian yang mengerjakan di sekolah. Sedangkan terkait rencana pemerintah yang mendorong pelaksanaan ujian secara luring, pihaknya juga akan menyiapkan skemanya.

"Kalau untuk ruang kelas, kami cukup untuk pelaksanaan satu sif dengan durasi dua jam," kata dia. Sejauh ini pelaksanan uji coba PTM di sekolah tersebut juga dilakukan dengan sistem sif. Setiap kelas dibagi menjadi dua ruangan untuk menjaga jarak antar siswa.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya