SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin virus. (Flash90/David Cohen)

Solopos.com, NEW YORK - Sebuah organisasi bernama 1 Day Sooner mendorong pendekatan kontroversial dalam pengembangan vaksin bernama human challenge trials (HCT). Organisasi ini menawarkan kepada anggotanya untuk disuntik virus corona baru SARS-Cov-2.

Dugaan Transmisi Lokal Covid-19 Pertama di Klaten, Istri Tertular Suami

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabar mengejutkannya adalah, ternyata sudah ada ribuan orang dari 52 negara yang secara sadar siap diinfeksi virus corona. Mereka meyakini pendekatan ini akan mempercepat tersedianya vaksin Covid-19 yang manjur.

Sejauh ini ada lebih dari 70 calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di dunia. Tapi vaksin-vaksin itu paling cepat baru tersedia tahun 2021 mendatang. Vaksin harus melalui berbagai pengujian yang memakan waktu berbulan-bulan.

Ekspedisi Mudik 2024

Standar pengembangan vaksin di dunia memang sangat lama. Khususnya ketika memasuki tahap terakhir yakni pengujian untuk mengecek kemanjuran sebuah vaksin atau pengujian fase III.

Pasien Positif Covid-19 Klaster Gowa Asal Semanggi Solo Sembuh

Sengaja Disuntik Virus Corona

Vaksin biasanya mulai dikembangkan di laboratorium. Setelah itu, para ilmuwan menguji kemanjurannya di tabung-tabung penelitian dan ke binatang. Binatang akan dipapari virus dan kemanjuran vaksin terlihat jika binatang eksperimen itu tidak terinfeksi.

Setelah itu calon vaksin kemudian memasuki fase uji klinis pertama: menguji vaksin ke manusia. Di fase ini, calon vaksin diberikan ke sejumlah kecil orang dan para ilmuwan akan memeriksa efek samping negatif dari vaksin tersebut.

Jika fase ini rampung dan peneliti melihat ada efek terhadap sistem kekebalan tubuh sukarelawan, maka pengujian kemanjuran akan dimulai. Di fase ini sukarelawan berjumlah lebih besar dan terbagi dalam dua kelompok.

Wabah Covid-19 Terkendali, Iran Mulai Buka Masjid-Masjid

Kelompok pertama akan diberikan calon vaksin yang sedang dikembangkan. Kelompok kedua akan diberikan vaksin plasebo, suntikan lain yang tidak mengandung vaksin. Tetapi setiap sukarelawan tidak akan tahu mereka menerima calon vaksin yang sebenarnya atau cuma disuntik dengan plasebo.

Dua kelompok ini kemudian dipersilahan kembali ke tempat mereka masing-masing sembari diamati para ilmuwan dalam jangka waktu tertentu untuk mengetahui perbedaan tingkat infeksi dan jumlah partikel virus dalam tubuh mereka.

Seluruh proses ini bisa berlangsung berbulan-bulan dan di sinilah keunggulan pendekatan HCT yang kontroversial.

Penyakit Bawaan Berbahaya Bagi Pasien Covid-19

Ditolak Sejumlah Negara

Gerakan 1 Day Sooner ini ingin memangkas prosedur-prosedur tadi. Gagasan berpijak pada pendapat Nir Eyal dari Rutgers University dan Peter G. Smith dari School of Hygiene & Tropical Medicine di Inggris. Argumentasi serupa diungkap Mark Lipsitch dari Harvard University di Amerika Serikat.

Tiga ilmuwan ini merumuskan gagasan mereka soal HCT dalam The Journal of Infectious Diseases yang terbit pada akhir Maret kemarin.

Dalam pendekatan HCT, para sukarelawan tidak akan dibiarkan begitu saja tetapi mereka akan dengan sengaja dipapari virus corona baru sehingga kemanjuran calon vaksin lebih cepat diketahui.

Dugaan Transmisi Lokal Covid-19 Pertama di Klaten, Istri Tertular Suami

HCT sendiri bukan hal baru dalam dunia vaksin. Edward Jenner, penemu vaksin asal Inggris, juga menggunakan pendekatan ini saat membuat vaksin cacar pertama di dunia pada 1796. Ia dengan sengaja memaparkan virus cacar ke anak tukang kebunnya yang baru berusia 8 tahun.

Dewasa ini pengembangan vaksin dengan pendektan HCT masih dilakukan, tetapi hanya untuk jenis penyakit yang tidak parah. Beberapa vaksin yang baru-baru ini dikembangkan dengan metode HCT adalah vaksin demam berdarah dan vaksin tifoid.

Tetapi di tengah wabah Covid-19, sebanyak 35 anggota kongres AS telah meneken surat pernyataan berisi dorongan agar lembaga regulator obat-obatan (FDA) memberi izin dilakukan metode HTC dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Penularan Lokal Covid-19 Solo Diduga Sejak di Joyosuran-Gilingan-Mangkubumen

Mereka yang menentang HCT mengatakan masih banyak yang tak diketahui soal Covid-19. Mereka juga mengatakan vaksin tertentu malah bisa memicu penyakit, ketimbang mencegahnya. Sebagian mempermasalahkan etika, karena virus corona dengan sengaja diberikan ke orang sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya