SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Vaksin palsu yang beredar memprihatinkan YLKI.

Solopos.com, JAKARTA – Terkuaknya peredaran vaksin palsu membuat masyarakat khawatir. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) teledor dalam pengawasan di industri farmasi.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Ini menunjukkan bahwa pengawasan oleh Kemenkes dan POM terhadap industri farmasi secara keseluruhan adalah lemah, bahkan teledor,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulis Abadi dalam keterangan pers, seperti dilansir Senin (27/6/2016).

Tulus bahkan menyebut kejadian ini sebagai peristiwa yang tragis karena pemalsuan vaksin bayi ini telah berlangsung sangat lama. “Mengingat praktik pemalsuan itu sudah sangat lama, 13 tahun!” kata Tulus.

Kemenkes dan BPOM diminta lebih sensitif terhadap maraknya pemalsuan produk-produk farmasi di Indonesia, khususnya pada jenis vaksin.

“Mengapa produk vaksin yang juga merupakan produk farmasi tidak terdeteksi?” tanyanya.

Beredarnya vaksin palsu di institusi kesehatan dianggap oleh Tulus sebagai hak yang berbahaya. Kemenkes diminta memberikan jaminan di rumah sakit bahwa vaksin dipergunakan adalah asli, termasuk melakukan audit ulang.

“Bahkan Kemenkes dan Badan POM seharusnya melakukan investigasi terhadap kemungkinan oknum rumah sakit atau institusi kesehatan lain yang sengaja membiarkan atau bahkan bekerja sama dengan produsen vaksin palsu tersebut,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya