SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi pada anak-anak. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Vaksin palsu diduga beredar di klinik swasta Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan Kota Semarang mengintensifkan pemantauan pasokan vaksin di klinik-klinik kesehatan swasta. “Pembinaan rutin sudah kami lakukan secara berkala untuk klinik swasta. Nanti, kami lakukan inspeksi mendadak [sidak],” kata Kepala Dinkes Kota Semarang dr Widoyono di Semarang, Selasa (28/6/2016).

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Hal tersebut diungkapkannya di sela-sela peninjauan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Instalasi Farmasi Dinkes Kota Semarang demi menyikapi penangkapan dua tersangka vaksin palsu di Kota Semarang. Seiring penangkapan dua distributor vaksin palsu itu, merebak kecurigaan vaksin palsu telah tersebar di wilayah ini.

Widoyono menjelaskan Dinkes akan menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang untuk memantau pasokan vaksin di klinik swasta mengantisipasi adanya vaksin palsu. “Sejauh ini memang belum ada temuan (vaksin palsu, red.). Kalau dulu, pernah kami temukan kulkas untuk penyimpanan vaksin dicampur dengan sayuran. Sudah kami lakukan pembinaan,” katanya.

Ia menyebutkan ada cukup banyak klinik swasta di Kota Semarang, termasuk sekitar 70-an dokter anak yang tidak akan luput dari pantauan Dinkes dan BBPOM untuk mengantisipasi vaksin palsu. Namun, kata dia, vaksinasi yang dilakukan di puskesmas-puskesmas dan rumah sakit (RS), terutama milik Pemerintah Kota Semarang dijamin produk asli karena pengadaannya langsung dari produsen.

“Ada juga yang melalui e-catalog dari distributor resmi. Silakan saja melakukan vaksinasi di puskesmas yang kami sediakan. Ada sebanyak 17 puskesmas yang tersebar di Semarang,” katanya.

Berkaitan dengan kasus vaksin palsu, ia mengatakan kemungkinan besar yang dipalsu adalah vaksin impor yang harganya mahal, sementara untuk vaksin yang diproduksi lokal kecil kemungkinan dipalsu. “Vaksin itu kan ada beberapa jenis. Ada vaksin yang harganya mahal dan tidak. [Vaksin] Yang dipalsu kebanyakan mungkin produk impor yang harganya memang mahal,” kata Widoyono.

Meski demikian, ia mengatakan apabila memang ada masyarakat yang meragukan keaslian vaksinasi yang dilakukan pada periode 2003-2015, dipersilakan untuk mendatangi puskesmas terdekat. “Kalau masih merasa ragu [keaslian vaksin], datang saja ke puskesmas. Kami akan berikan vaksinasi ulang secara gratis,” pungkasnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya