SOLOPOS.COM - Ilustrasi ampul-ampul berisi vaksin (JIBI/Solopos/Reuters)

Vaksin palsu yang beredar di masyarakat mengkhawatirkan warga.

Harianjogja.com, SLEMAN– Kasus vaksin palsu yang mencuat beberapa waktu terakhir masih menimbulkan kegusaran di masyarakat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman pun memastikan, pasokan vaksin di Sleman steril dari vaksin palsu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinkes Sleman Mafilindati Nuraini menegaskan, Dinkes sudah menyelidiki dan meminta laporan dari 28 rumah sakit (RS) yang beroperasi di Sleman terkait distribusi vaksin yang digunakan selama ini. Hasilnya, kata Linda, selain mendapatkan dan menggunakan vaksin dari Dinkes, RS-RS tersebut juga mendapat pasokan vaksin dari distributor resmi. Sayang, Linda tidak menjelaskan mana saja distributor resmi yang beredar di Sleman.

“Ada yang mendapatkan vaksin dari Dinkes, tetapi ada juga RS yang membeli vaksin dari distributor resmi. Sekali lagi, distributor resmi, dan bukan yang terindikasi memperjual belikan vaksin palsu,” tegas Linda kepada wartawan, Jumat (15/7/2016).

Ketika marak pemberitaan vaksin palsu marak, Dinkes langsung mengumpulkan para pengelola RS untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin yang digunakan. Termasuk alur distribusinya. Pengecekan dilakukan tidak hanya fisik, tetapi juga melalui faktur pembelian.

“Kami lakukan pemeriksaan setelah muncul vaksil palsu. Sebelum lebaran, data-data sudah kami kumpulkan. Termasuk, melacak faktur pembelian yang dilakukan masing-masing RS,” jelasnya.

Dia menegaskan sejauh ini, Dinkes belum menerima satupun laporan atau aduan dari masyarakat terkait keberadaan vaksin palsu baik di klinik maupun bidan praktik mandiri (BPM). Linda menjelaskan, saat ini di Sleman terdapat 30 klinik pratama dan 261 BPM. Dinkes terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi keberadaan vaksin palsu di Sleman.

“Masing-masing BPM mengambil vaksin dari Puskesmas dan pencatatannya sangat ketat. Sebab bukan tidak mungkin, distributor memanfaatkan celah melalui klinik maupun BPM,” ujarnya.

Sementara, Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Sleman Wisnu Murti menjelaskan, masing-masing Puskesmas tetap melakukan monitoring secara ketat terhadap penggunaan vaksin oleh BPM.

“Misalnya, berapa jumlah vaksin yang digunakan? Berapa jumlah bayi yang diimunisasi? Semua harus jelas. Dengan begitu, jika ada BPM yang mengambil vaksin dari luar akan terlihat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya