SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninjau pelaksanaan vaksinasi warga lanjut usia di RS Hermina Solo, Senin (1/3/2021). Peninjauan juga didampingi Direktur RS Hermina Solo, Yohanes Benny. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Penelitian vaksin Nusantara dihentikan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku belum mengetahui secara pasti alasan penghentian penelitian vaksin Nusantara yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi, Kota Semarang, Jateng.

Ia mengaku hingga kini belum mendapat laporan secara mendetail terkait penelitan vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto itu. “Belum, saya belum mendapat laporannya. Saya lagi minta laporan sama tim peneliti yang dari Jateng. Katanya mau dilaporkan, tapi sampai hari ini belum,” ujar Ganjar saat dijumpai wartawan di Mapolda Jateng, Selasa (23/3/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Terampil Bungkus Kado Bisa Jadi Peluang Bisnis

Ekspedisi Mudik 2024

Ganjar menyatakan sebenarnya dirinya siap membantu penelitian vaksin Nusantara tersebut sebagai dukungan kepada upaya anak bangsa dalam menangani pandemi. Terlebih lagi, penelitian vaksin itu digelar di Jateng dengan melibatkan peneliti asal Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

“Kemarin kan baru dilaporkan uji coba tahap 1 lolos. Sampai tahap 1 ini ada kendala apa. Itu yang saya belum tahu. Kalau bagus kita akan dukung,” tutur Ganjar.

Vaksin Dendritic

Vaksin Nusantara yang juga disebut vaksin dendritic sebelumnya membuat heboh masyarakat di Indonesia. Selain buatan dalam negeri, vaksin ini juga diklaim aman digunakan dan harganya murah.

Meski demikian, penelitian terhadap vaksin Nusantara ini dihentikan atas permintaan Plt. Direktur Utama RSUP dr. Kariadi, Dodik Tugasworo Pramukarso. Alasan penghentian penelitian vaksin itu karena belum memiliki persyaratan cara pembuatan obat yang baik (CPOB)

Baca Juga: Waspada, 12 Zodiak Kerap Keliru Asuh Anak!

Sebelumnya, pengembangan vaksin Nusantara ini menuai kontroversi setelah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito, membeberkan beberapa hal dalam penelitian vaksin tersebut yang tidak sesuai kaidah medis.

Salah satu yag disoroti adalah terdapat perbedaan lokasi penelitian dengan pihak sebelumnya yang mengajukan diri sebagai komite etik.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya