SOLOPOS.COM - Ilustrasi dokter menyuntikkan vaksin. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Vaksin Covid-19 dibuat lebih cepat dibandingkan jenis-jenis vaksinya lainnya.

Karena kecepatannya ini, masyarakat merasa ragu dengan keamanan dari vaksin Covid-19 ini. Padahal hal tersebut belum tentu kebenarannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hati-hati! Ada 6 Titik Sumber Penularan Covid-19 pada Klaster Perkantoran

Ahli virologi dari Universitas Udayana, Bali, Prof Ngurah Mahardika mengungkap penyebab vaksin Covid-19 dibuat lebih cepat, salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi. Ia mengatakan saat ini hanya butuh waktu dua bulan saja untuk menemukan bibit dari vaksin.

"Zaman dahulu tentu harus dapat agennya dulu yang murni. Setelah itu diperbanyak, dan kemudian baru disiapkan sebagai vaksin. Itu yang menempuh waktu yang lama. Zaman sekarang, teknologi telah memungkinkan kita melakukannya dengan cepat. Tidak perlu lagi agen penyakit dan bisa dibuat sintetis, jadi bisa sangat cepat. Zaman dahulu perlu waktu lama untuk menemukan bibitnya saja. Zaman sekarang hanya perlu waktu satu dua bulan saja untuk menemukan bibitnya,” jelas Ngurah Mahardika dalam rilis yang diterima Solopos.com pada Selasa (3/11/2020).

Ternyata Ini Orang Pertama yang Jadi PNS di Indonesia, Enggak Nyangka Kan?

Ia juga menjelaskan dalam vaksin Covid-19 ini menggunakan bahan berupa virus yang sudah mati sehingga tidak berbahaya bagi manusia.

Walaupun pihak peneliti dan pengembang vaksin tidak meragukan lagi aspek kualitas, daya guna, dan keamanan dari vaksin Covid-19 yang dibuat lebih cepat ini, ia meminta tidak boleh mengesampingkan tingkat keamanannya.

Amankah Naik Pesawat Saat Pandemi?

Terus Dimonitor

“Untuk aspek keamanan ini dimulai sejak fase pra klinis, yang diujikan pada hewan, lalu fase I yang melibatkan relawan manusia, fase II yang melibatkan ratusan relawan, dan fase III yang melibatkan ribuan relawan. Pada semua fase, aspek keamanan dan daya guna menjadi perhatian serius. Lebih-lebih pada Fase III, ketika melibatkan ribuan hingga puluhan ribu orang,” jelas Prof. Ngurah Mahardika.

Tidak sampai di situ saja, setelah beredar di masyarakat vaksin akan terus dimonitor dan diaudit terus menerus untuk memastikan keamanan vaksin yang beredar nantinya.

Kenapa Komodo Cuma Ada di Indonesia? Ternyata Ini Jawabannya

Perlu diketahui juga, Indonesia sangat memungkinkan untuk mengembangkan vaksin Covid-19 secara mandiri. Namun, kerja sama dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini bukanlah hal yang tabu. Kerja sama ini bertujuan untuk mendapatkan data berkualitas tinggi.

Peneliti dan ilmuwan di Indonesia juga membuka data-data kajian dalam negeri untuk memberi sumbangsih kepada keilmuan dunia dan menerima input positif dari peneliti luar negeri.

Rekomendasi Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan Saat Musim Hujan

“Tanpa kerja sama saya kira kita mampu, tapi untuk mencapai kemajuan yang pesat dirasa perlu dengan jalan kerjasama antar negara dan keilmuan dunia,” urai dia.

Operasi Zebra Saat Libur Panjang Demi Tekan Persebaran Covid-19

Bantuan Sosial Tunai Akan Diperpanjang Hingga Juni 2021, Ini Besarannya

Perkembangan Vaksin Covid-19 Terkini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya