SOLOPOS.COM - Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK(K), Ph.D, FISQua. (website uns.ac.id)

Solopos.com, SOLO — Anggapan vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua belum mampu menghindarkan orang dari paparan Covid-19 varian baru B.1.1.529 atau Omicron sehingga muncul wacana menyuntikkan booster.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi temuan pertama kasus Omicron pada Kamis (16/12/2021). Kasus tersebut bertambah menjadi 46 orang hingga Senin (27/12/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hasil itu didapat dari uji Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap sampel yang diperiksa. Ironi penambahan kasus Omicron di Indonesia terjadi ketika angka vaksinasi dosis kedua Covid-19 mencapai 111.565.302 hingga Selasa (28/12/2021). Data tersebut mengacu website covid-19.go.id.

Baca Juga : Vaksin vs Omicron? Ini Kata Dokter Spesialis Patologi Klinik RS UNS

Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tonang Dwi Ardyanto, menanggapi polemik tersebut. Dilansir dari website uns.ac.id, Rabu (29/12/2021), ia mengawali penjelasan tentang kekeliruan pemahaman orang tentang vaksin booster dan vaksin dosis ketiga Covid-19.

Dokter yang mendapat gelar dari organisasi profesi internasional, Fellow of the International Society for Quality in Health Care (FISQua), itu menjelaskan bahwa vaksin booster merupakan vaksin tambahan untuk memastikan dua dosis vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan telah membentuk imunitas.

Berbeda dengan vaksin booster, menurutnya vaksin dosis ketiga Covid-19 adalah vaksin yang wajib disuntikkan dan menjadi bagian utama vaksin Covid-19, layaknya dosis pertama dan kedua.

Baca Juga : Ada Anak Meninggal di Jombang Seusai Divaksin, Gibran: Solo Aman

Tonang menyampaikan bahwa keharusan penyuntikkan vaksin booster membutuhkan pendalaman. Sebab, katanya, laporan tentang penyuntikan vaksin booster berasal dari penelitian laboratorium.

“Istilahnya baru in vitro. Tidak salah, hanya harus pelan-pelan bila diterjemahkan di lapangan. Laporan itu dari negara-negara yang vaksinasi [Covid-19] sudah 70 persen hingga 80 persen. Di Indonesia kan baru 40-an persen,” tutur Tonang seperti diunggah pada website UNS Solo, uns.ac.id, Selasa (28/12/2021).

Penyuntikan Vaksin Booster

Pada kesempatan itu, ia juga menampik anggapan efektivitas vaksin Covid-19 hilang sehingga seseorang berisiko terjangkit Omicron. Tonang menegaskan efektivitas vaksin Covid-19 hanya menurun dan bukan hilang.

Baca Juga : Selesai Divaksin, 10 Anak di Klaten dapat Hadiah Sepeda Angin

Namun, Tonang meminta pemerintah agar tidak hanya fokus membahas vaksin booster. Ia justru meminta pemerintah menggencarkan vaksinasi dosis kedua Covid-19.

“Ini lebih penting, lebih bermakna, dan lebih kuat efek [secara] komunal [untuk] menghadapi apa pun varian Covid-19 yang masih ada dan mungkin akan ada,” jelasnya.

Tonang menerangkan World health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan Kemenkes menyetujui penyuntikkan vaksin booster dilakukan saat 50 persen masyarakat sudah mendapat vaksinasi Covid-19.

Baca Juga : Malaysia Mendeteksi 306 Pelancong Diduga Tertular Omicron

“Asumsi proporsi. Jumlah penyintas yang belum mendapat vaksinasi [Covid-19] sekitar 20 persen [dari] sebagian besar penyintas sudah mendapat vaksin. Maka, vaksinasi [Covid-19] 50 persen itu ditambah 20 persen bisa mencapai sekitar 70 persen,” kata Tonang.

Kemenkes, lanjutnya, bisa mempertimbangkan penyuntikan vaksin booster apabila sudah mencapai persentase tersebut. Namun, Tonang memberikan catatan, yakni vaksinasi primer atau dosis pertama dan kedua Covid-19 harus tetap dilakukan. Kemudian, vaksin booster disuntikkan kepada kelompok berisiko tinggi.

“Dengan kecepatan pemberian vaksin rata-rata dalam tujuh hari terakhir ini maka kita bisa mencapai 50 persen itu dalam waktu sekitar 30-50 hari lagi”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya