SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga honorer (DOk/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Tenaga honorer kategori II (K2) yang tidak lolos seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS), November kemarin, terancam kehilangan pekerjaan. Hal itu menyusul penerapan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengatur pengangkatan honorer sebagai tenaga kontrak.

Kasubid Dokumentasi dan Pengelolaan Data Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Solo, Lisino Soares, mengatakan tenaga honorer yang tak lolos CPNS pada dasarnya diakomodasi menjadi tenaga kontrak merujuk UU ASN. Namun, aturan itu mensyaratkan pengangkatan harus sesuai kebutuhan formasi daerah. “Jadi tidak serta merta diangkat (tenaga kontrak). Kalau formasinya tidak ada ya sudah dilepas. Dia tidak boleh menuntut apa-apa lagi,” ujarnya saat ditemui wartawan di Balai Kota, Senin (27/1/2014).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sesuai amanat UU, terangnya, Pemkot tak bisa lagi menggelontorkan dana bagi honorer yang tidak terangkut tenaga kontrak. Terlebih, pola belanja pegawai Pemkot sejauh ini masih menggerogoti 56% dari total belanja daerah. Menurut Lisino, satu-satunya solusi bagi honorer tersebut yakni kebijakan di masing-masing SKPD. “Sekolah atau dinas bisa pakai dana swadaya jika masih mau mempekerjakan mereka,” terangnya.

Lisino menambahkan honorer yang sesuai kebutuhan formasi pun tidak serta merta diangkat tenaga kontrak. Mereka harus kembali melalui seleksi yang mekanismenya masih menunggu PP turunan UU ASN. Hal itu karena perlakuan tenaga kontrak akan sama dengan PNS dalam hal gaji dan tunjangan. “Namun, yang bisa ikut tes ini hanya honorer yang masuk kualifikasi terkait kebutuhan formasi,” tuturnya.

Sebagai informasi, saat ini Solo memiliki 837 tenaga honorer yang terdiri dari 524 tenaga teknis dan  313 tenaga pengajar. Dalam tes kemarin, mereka memperebutkan kuota pengangkatan CPNS nasional sebesar 30%. Saat ini Pemkot masih membutuhkan 300 tenaga teknis dan 114 pengajar. Pihaknya berharap banyak honorer dari teknis yang diterima dalam tes CPNS merujuk kebutuhan kepegawaian. “Belakangan rekrutmen dari pendidikan dan kesehatan terus yang diutamakan. Padahal kebutuhan tenaga teknis di Solo sangat banyak.”

Kepala BKD Solo, Hari Prihatno, tak menampik hampir semua SKPD masih kekurangan tenaga teknis. Menurut Hari, kondisi itu paling kentara di pelayanan kelurahan. Dia menyebut masih banyak kelurahan yang kekurangan tenaga administrasi komputer maupun bendahara. “Kalau honorer (tenaga teknis) ini tidak lolos CPNS, ya nanti diarahkan mengikuti seleksi tenaga kontrak. Namun upaya itu pun bisa terganjal kalau kualifikasi pendidikannya tidak cocok,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya