SOLOPOS.COM - Suasana lomba cipta menu di kampus Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan (UTP), Balekambang, Solo, Rabu (9/8/2017). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Hidup sehat tanpa nasi dikampanyekan.

Solopos.com, SOLO — Universitas Tunas Pembangunan (UTP) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mempromosikan hidup sehat tanpa nasi melalui Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang Aman (B2SA) dan Kudapan yang digelar di kampus tersebut, Rabu (9/8/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejumlah wanita sibuk menata berbagai jenis makanan, buah-buahan, dan minuman di sebuah meja berbentuk segi empat. Mereka menatanya rapi. Tak lupa mereka tambahkan sendok, garpu, serbet, dan kertas tisu sebagai pelengkap.

Kesibukan serupa terjadi di meja-meja lainnya. Ada 15 meja di tempat itu. Begitulah kesibukan peserta Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang Aman (B2SA) dan Kudapan yang digelar UTP Solo bekerja sama dengan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pemerintah Kota Solo.

Kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke-37 UTP yang diikuti 15 peserta PKK kelurahan perwakilan dari lima kecamatan di Solo tersebut digelar di ruang lobi UTP di Jl. Balekambang Solo, Rabu. Para peserta harus membuat menu makan siang B2SA dan kudapan dari bahan nonberas, nongandum serta turunnya, sayuran, maupun buah-buahan dalam negeri.

Menu makanan itu untuk tiga orang yang terdiri atas bapak berusia 29 tahun, ibu berusia 27 tahun, dan satu anak berusia lima tahun. Para peserta membuat kreasi menu nasi pengganti beras seperi nasi tiwul yakni dari bahan ketela, nasi jagung, sampai nasi dari buah sukun.

“Saya membuat nasi dari kombinasi nasi tiwul dan jagung. Untuk lauknya otak bandeng dan sambal tumpang,” kata peserta dari Kelurahan Kestalan, Banjarsari, T. Anggraeni, kepada Solopos.com di sela-sela lomba.

Sedangkan peserta dari Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Maryani membuat nasi dari buah sukun. Cara membuatnya cukup mudah yakni satu sukun yang sudah tua diparut kemudian dikukus sampai matang. “Satu buah sukun ukuran sedang bisa dikonsumsi tiga orang. Untuk menghilangkan rasa manis sukun bisa ditambahi garam,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Lomba, Setie Harieni, menyatakan kegiatan lomba B2SA dan Kudapan sudah digelar kali keempat. “Peserta ibu-ibu PKK kelurahan. Setiap kecamatan diwakili tiga kelurahan. Jadi ada 15 peserta. Kami memberikan subsidi dana kepada setiap peserta senilai Rp60.000,” jelas dia.

Lomba di hari itu, menurut dia, bertujuan mengenalkan kepada masyarakat tentang makanan sehat dari bahan nonberas, nongandum, dan turunnnya. “Melalui lomba ini kami berharap masyarakat tidak lagi tergantung kepada nasi serta dapat menerapkan pola makan yang sehat,” ujar Setie.

Setelah dilakukan penilaian oleh juri dari perwakilan Indonesian Chef Association (ICA) Solo, Dinas Ketahanan Pangan Kota Solo, dan Ketua Persatuan Ibu-Ibu UTP Solo, diputuskan Juara I adalah tim dari Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan; Juara II Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari; dan Juara III Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya