Selasa, 12 Juli 2011 - 16:03 WIB

Usut ledakan bom, polisi siap paksa masuk ke Pesantren Bima

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mataram [SPFM], Setelah 24 jam menunggu, polisi masih dihadang masuk ke Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, Desa Sanolo, Kecamatan Sila, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jika pendekatan tidak berhasil, polisi menyiapkan langkah represif agar bisa mencapai lokasi ledakan bom rakitan di pesantren itu.

Kepala Urusan Penerangan Umum Polda NTB AKP R Sudjoko Aman, Selasa (12/7) menyebut langkah tersebut sebagai tindakan penegakan hukum berskala besar. Namun sebelum itu, langkah persuasif masih diupayakan.

Advertisement

Bom rakitan meledak di Ponpes Umar Bin Khattab, Senin (11/7) kemarin pukul 15.30 Wita. Namun hingga kini polisi masih dihadang para santri sehingga belum bisa melakukan olah TKP. Ledakan terjadi di sebuah ruangan di dalam area Ponpes. Ledakan bom telah menewaskan Firdaus yang diidentifikasi sebagai bendahara di Ponpes.

Pekan lalu, Saaban Abdurrahman (18), santri pesantren Umar Bin Khattab juga telah ditahan Polda NTB setelah membunuh seorang polisi yang dianggapnya kafir. [dtc/rda]

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif