SOLOPOS.COM - Ruang keluarga (Foto: Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

Bagian depan (Foto: Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLOSekilas rumah mewah milik arsitek Solo, Darris Fath, terkesan seperti bangunan minimalis biasa. Rumah yang terletak di Perum Gentan Baru, Sukoharjo ini dipenuhi rerimbunan pohon di depan rumah. Pintu pagar terbuat dari kayu berbingkai besi. Tak ada dinding pagar. Hanya tiga batang kawat baja dipasang melintang yang menghubungkan antarpilar. Tanaman air menjadi penghias pagar yang berfungsi sebagai dinding.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gapura masuk pun didesain secara natural dengan mengekspose batu bata. Untuk menciptakan kesan teduh, Darris menanam pohon merambat di pintu masuk dan garasi. “Pepohonan di depan ini sudah ada sebelum rumah ini dibangun. Saya sengaja mempertahankan pohon-pohon ini untuk menghalau sinar matahari agar tidak masuk rumah saat sore hari. Ya, maklum rumah ini menghadap ke barat,” ujar Darris saat dijumpai JIBI/SOLOPOS, Selasa (2/10/2012).

Kesan natural juga terlihat di bagian belakang rumah. Sebuah gazebo

Ruang keluarga (Foto: Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

dengan dinding gebyok buatan 1940 pun menjadi pelengkap taman belakang. Kolam renang minimalis juga diletakkan di belakang rumah untuk menambah kenyamanan. Apalagi dengan adanya pohon kamboja bali dan pohon sawo membuat suasana lebih sejuk.

Bangunan rumah yang menempati tanah seluas 300 m2 itu cukup unik. Desain interior lantai I dan lantai II dikemas berbeda. Rumah seluas 250 m2 itu didominasi cat warna putih dan abu-abu. Untuk menghilangkan kesan monoton, Darris memasang wall paper di ruang keluarga dengan motif kotak-kotak. Wall paper warna oranye dengan motif yang hampir sama pun dipasang di ruang anak-anak lantai II.

Material kaca mendominasi bagian belakang rumah yang usai dibangun menjelang Lebaran lalu. Enggak cuma jendela dan pintu yang terbuat dari kaca, dinding rumah pun didominasi kaca. Boleh dibilang rumah kaca. Model bangunannya pun enggak beraturan. Disebut limasan juga enggak. Darris lebih menonjolkan model pelana-pelana dengan konstruksi baja untuk menghemat dana. Pelana sepanjang hampir delapan meter dibangun untuk ruang tamu sampai garasi dengan sudut kemiringan sampai 45 derajat dengan atap organik. Bangunan utama pun seperti limasan dengan sudut hampir 180 derajat.

“Konsep awalnya bukan rumah minimalis, melainkan city resort. Bangunan seperti vila yang terletak di tengah kota. Semula saya bangun rumah ini untuk dikomersialkan, makanya fasilitasnya cukup lengkap meskipun model minimalis semua. Tata letak taman, kolam renang dan gazebo didesain senyaman mungkin. Rumah ini enggak jadi dikomersialkan, tapi untuk rumah pribadi,” ujar alumnus Fakultas Teknik UNS 1999 itu.

Lantai I terbagi atas beberapa ruang, seperti ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur utama, kamar tidur tamu, musala dan ruang keluarga yang dikemas menjadi satu dengan pantri. Sedangkan di lantai II dibagi menjadi ruang bermain, kamar tidur anak, studio musik dan balkon kecil. Balkon kecil itu rencana dibikin tempat bermain biliar.

Desain lantai pun berbeda. Di lantai I menggunakan jenis tegel konvensional. Tapi di lantai II ubinnya menggunakan motif kayu. Khusus lantai di balkon terbuat dari kayu jati. “Untuk lantai II ini sengaja didominasi kayu untuk lantainya. Kayu itu kan menunjukkan kehangatan. Nah, suasana hangat itulah yang pengin saya ciptakan untuk semua ruang bagi anak-anak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya