Usulan anggaran seragam batik ketua RT "hanya" sekitar Rp 360 juta

Batik (ilustrasi dok)

Solo (Solopos.com)–Pemkot Solo berpendapat pengadaan seragam batik bagi 2.700-an ketua RT bukanlah pemborosan anggaran. Pemberian seragam itu lebih sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan Pemkot kepada mereka yang selama menjadi ujung tombak pelayanan pemerintah kepada masyarakat Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selain itu, anggaran untuk usulan pengadaan seragam batik itu juga tidak mencapai Rp 3,1 miliar melainkan hanya sekitar Rp 360 juta. Hal itu diungkapkan secara terpisah oleh Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo dan Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda), Agustaf Sri Waryanto, Rabu (16/11/2011).

Ditemui Solopos.com di Balaikota, Rudy, sapaan akrab Wawali mengungkapkan para ketua RT itu tidak hanya layak untuk mendapatkan penghargaan tapi memang sudah seharusnya mendapat kepedulian dari pemerintah. Menurut Rudy, keberadaan ketua RT maupun RW selama ini telah sangat membantu tugas-tugas pemerintahan di lapangan. Merekalah yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah.

“Jadi sangat layaklah mereka mendapat perhatian dari pemerintah, mungkin dengan adanya seragam akan lebih memotivasi mereka. Mereka berhak mendapat kepedulian dari Pemkot,” kata Rudy.

Sementara itu, Kabag Administrasi Pemerintahan Setda, Agustaf mengungkapkan pengadaan seragam batik itu merupakan usulan yang muncul dari para ketua RT itu sendiri. Dia menuturkan usulan itu muncul dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.

“Karena itu usulan dari bawah dan kami nilai layak, ya kami akomodasi. Mereka berharap dengan seragam itu bisa menguatkan kebersamaan karena terikat dalam satu identitas bersama,” kata Agustaf, ketika dihubungi Solopos.com melalui teleponnya, Rabu.

(shs)