SOLOPOS.COM - Ustaz Yusuf Mansur usai mengikuti prosesi pemakaman Syekh Ali Jaber di Ponpes Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (14/1/2021). (Suara.com)

Solopos.com, SOLO — Pimpinan Ponpes Daarul Quran, Ustaz Yusuf Mansur, bercerita tentang besarnya peluang bisnis laundry di pondok pesantren. Hal itu ia sampaikan saat berkunjung ke Colomadu, Karanganyar, Senin (10/1/2022) lalu.

Dalam kesempatan itu Yusuf Mansur mengungkapkan rencana melakukan initial public offering (IPO) perusahaan laundry. Ia memberikan gambaran omzet laundry di Ponpes Pesantren Daarul Quran yang mencapai Rp500 juta per bulan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Yang kami mau IPO-in bursa saham itu laundry. Kira-kira nanti ada PT Laundry terbuka, PT Laundry Tbk. Di pesantren Daarul Quran laundry-nya itu size omzetnya sampai Rp500 juta sebulan. Laundry tok,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Pembelaan Ibu-Ibu Asal Solo untuk Ustaz Yusuf Mansur

Ustaz Yusuf Mansur yang belakangan sedang menghadapi sejumlah gugatan itu lantas bercerita besarnya peluang bisnis laundry di dunia pesantren di Indonesia. Sebab di negeri ini terdapat ribuan ponpes dengan banyak sekali santri.

“Pesantren yang seperti Daarul Quran di Indonesia ada ribuan. Artinya dalam satu tahun itu Rp6 miliar. Lah kalau kita satukan 1000 pesantren laundry nya itu Rp6 triliun. Itu sudah bukan papan pengembang,” urainya.

Yusuf Mansur lantas menjelaskan tentang tiga kelompok perusahaan di bursa saham, mulai dari papan akselerasi, papan menengah, dan papan utama. Dengan besarnya omzet, menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Hadiri Acara di Soloraya, Yusuf Mansur Sindir Kaum Kapitalis

Modernisasi Pesantren

“Jadi kita akan datang ke pesantren-pesantren lalu kita akan modernisasi seluruh pesantren, dan kita tarik ke dunia capital market. Dunianya itu, duitnya dikali setahun, dikali 10 tahun, ditarik di muka. Rp60 triliun,”imbuhnya.

Dengan dana sebesar itu, menurut Yusuf Mansur, bila butuh uang Rp600 miliar tinggal dibuang saja 10 persennya. Tapi proses membuang itu harus diatur supaya saham perusahaan tidak mengalami penurunan signifikan.

Lebih jauh, Yusuf Mansur juga bercerita peluang bisnis lain di dunia pesantren, termasuk pengadaan kerupuk untuk makan santri. Ketika jumlah siswa di Daarul Quran 700 anak, ia menjelaskan butuh 2.100 kerupuk per hari.

Baca Juga: Diminta Ngerem Bicara Bisnis, Yusuf Mansur: Saya Malah Tambah Ngegas!

“Bapak ibu nanti kaget kalau kami ada IPO PT Kerupuk terbuka. Di pesantren kerupuk tiga kali sehari. Kalau muridnya Daqu Solo 700 anak berarti 2.100 kerupuk sehari. Lalu dikalikan 10 bulan, dikalikan 1.000 pesantren,” urainya.

Dengan perhitungan tersebut angka atau omzet yang dikelola juga sudah mencapai triliunan rupiah. “Belum kopi, teh dan lain-lain. Kita enggak bakal holding, enggak pesantren Tbk, rugi kita. Satu-satu saja, deng deng,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya