SOLOPOS.COM - Jo (kiri) dan Sani (kanan) di warung bubur ayam mereka. (Espos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Bagus Herdhanny, 23, mahasiswa S2 di Sekolah Tinggi Teknologi Lingkungan (STTL) Jogja memiliki cara sendiri mengusir kebosanan di tengah pandemi Covid-19. Bersama adiknya yang masih duduk di bangku SMKN 1 Klaten, Bagus yang akrab disapa Jo itu membuka warung bubur ayam (Buryam) Joni. Lokasinya di Jl. Mayor Kusmanto No. 21 A, tepatnya di depan Istana Mebel Klaten.

Jo mengatakan pemberian nama Buryam Joni tak lepas dari nama sapaannya dan nama adiknya. Joni merupakan kepanjangan dari Jo dan Sani. Jo merupakan mahasiswa S2 di STTL Jogja. Sedangkan Sani yang memiliki nama lengkap Bagus Harrisyanitra, 18, duduk di bangku kelas XII SMKN 1 Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Buryam Joni ini baru dibuka sekitar satu pekan lalu. Saya dan adik saya sendiri yang melayani pembeli. Ini biar tidak bosan di rumah juga. Soalnya, selama pandemi Covid-19 lebih banyak di rumah," kata Jo, saat ditemui Solopos.com, di warungnya, Jumat (30/10/2020) malam.

Seratusan Wisatawan Ikut Rapid Test di Grojogan Sewu, Ini Hasilnya

Ekspedisi Mudik 2024

Jo mengatakan ide berjualan buryam bermula saat ia bersama ibunya makam bubur ayam di kawasan perkotaan Klaten. Dari mencoba bubur ayam itu, Jo usul ke ibunya untuk membuka warung Buryam Joni tak jauh dari rumahnya. Jo ingin bubur ayam yang dijual berbeda dengan lainnya. Buryam Joni memiliki rasa khas, yakni gurih.

"Saat makan bubur ayam di salah satu warung di Klaten itu rasanya anyep. Lalu, saya ingin menjual bubur ayam yang gurih. Untuk memberi perbedaan dengan bubur yang lain, Buryam Joni diberi topping. Pembuatan Buryam ini dilakukan ibu di rumah. Penyajian di warung dilakukan saya dan adik saya," katanya.

Modal Nekat

Jo mengatakan dunia kuliner merupakan dunia baru baginya. Maklum saja, Jo lebih banyak belajar berbagai hal terkait dengan teknik lingkungan. Bermodal nekat, Jo tetap mematok target dapat membuka cabang Buryam Joni dalam waktu enam bulan ke depan.

UMP Jawa Tengah Naik, Begini Respons Serikat Pekerja Wonogiri

"Saya itu enggak suka kulineran sebenarnya. Di pikiran saya hanya ingin ada aktivitas agar tidak hanya berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19. Saya enggak malu dengan kegiatan seperti ini. Selama halal, why not? Selama dibuka satu pekan ini, pengunjung sangat antusias. Dalam sehari minimal ada belasan orang yang datang di sini," katanya.

Buryam Joni dijual dengan harga terjangkau. Terdapat beberapa jenis bubur ayam, yakni spesial Rp10.000, spesial dengan telur puyuh Rp12.500, spesial dengan hati ayam Rp12.500, dan spesial dengan ampela ayam Rp12.500. Di luar itu, pencinta bubur masih bisa memesan topping, seperti telur puyuh masak terik (tambah Rp2.500), hati ayam masak terik (tambah Rp2.500), dan ampela masak terik (tambah Rp2.500).

"Bahan baku bubur ayam ini ada bubur, ayam, cakwe, seledri, daun bawang, dan kentang. Setiap pengunjung yang datang ke sini harus menaati protokol pencegahan Covid-19, seperti memakai masker saat datang, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun," kata Jo.

Dibuka Besok, HTM Bukit Sidoguro Klaten Naik Gaes...

Kegiatan dua bersaudara baku bubur ayam itu juga diapresiasi sanng ayah, Agus Prasetyawan. Ia berharap usaha yang digeluti kedua anaknya bisa sukses dan diterima pencinta bubur ayam di Klaten.

"Dua anak saya ini sangat suka dengan masakan ibunya. Anak yang pertama kuliah di teknik lingkungan. Anak kedua jurusan multimedia di SMK. Enggak nyambung memang dengan dunia kuliner. Tapi saya dan ibunya tetap mendukung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya