SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, KULONPROGO—Lonjakan harga tanah di sebagian wilayah Kulonprogo dinilai pengembang properti sudah tidak masuk akal. Lonjakan ini saah satu faktornya karena akan dibangunnya sejumlah megaproyek.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY Remigius Edy Waluyo mengatakan prospek bisnis perumahan di Kulonprogo sebenarnya sangat cerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sayangnya harga tanah di sana [Kulonprogo] sudah jadi ajang spekulasi. Harga tanahnya melejit, bisnis ini terlalu berat dijalankan,” ujar Remigius saat dihubungi Harian Jogja, Rabu (21/5/2014).

Remigius mengatakan lonjakan harga tanah di daerah ini terlalu tinggi dan dinilai tidak masuk akal. Imbasnya, pelaku usaha properti pun kewalahan untuk menjalankan dan mengembangkan usaha tersebut. Harga tanah yang tinggi tak hanya akan memengaruhi biaya produksi tetapi juga daya beli konsumen.

“Terutama untuk rumah-rumah tipe bawah yang ditujukan untuk konsumen menengah ke bawah,” ujar Remigius.

Pengembangan rumah murah yang dicanangkan pemerintah pun turut terkena imbasnya. Remigius menegaskan pengembangan rumah murah ini semakin sulit karena harga tanah yang sudah tidak wajar. Terutama untuk pembangunan rumah tipe sederhana seperti tipe 36, tipe 45 ataupun tipe 60.

“Harga wajar untuk rumah tipe bawah itu berkisar dari Rp100 juta sampai Rp400 jutaan. Kalau harga tanahnya sudah mahal, kami sebagai pengembang terpaksa menurunkan profit, apalagi Kulonprogo masih memiliki keterbatasan daya beli ,” tandas Remigius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya