SOLOPOS.COM - mocaf (google/sidajateng.com)

Mocaf (google/sidajateng.com)

KARANGANYAR–Pengusaha modifikasi tepung ketela pohon (Motekap) atau yang lebih tenar disebut modified cassava flour (Mocaf) di kawasan 4J yakni Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso di Kabupaten Karanganyar masih kesulitan dalam hal pemasaran.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seorang pengusaha di Jumantono, Supriyanto, saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin mengaku pemasaran mocaf masih tergantung pada permintaan pasar lokal, seperti Tawangmangu, Karanganyar dan beberapa industri rumah tangga. Pemasaran belum sampai ke luar kota.

Untuk saat ini, Supriyanto tergabung dalam Koperasi Ngudi Makmur dengan tiga pengusaha dari kecamatan lain di kawasan 4J. Setiap bulan, permintaan pasar hanya empat ton. Harga jualnya Rp5.500 per kilogram.

“Mungkin karena masyarakat masih belum banyak yang mengenal mocaf, jadi permintaannya masih sedikit,” ungkap Supriyanto.

Produksi mocaf di kawasan 4J sangat menjanjikan karena lahan kering di kawasan ini sangat cocok ditanami ketela pohon. Sementara salah satu organisasi perempuan di Karanganyar, Bangkit Mandiri Wanita (BMW), turut memopulerkan mocaf dan membantu pemasaran mocaf produksi kawasan 4J. Mocaf yang dibeli diolah oleh anggota BMW menjadi aneka makanan.

“Beberapa makanan yang dapat diolah dari mocaf di antaranya aneka kue kering, kue basah dan gorengan. Namun, beberapa pengusaha makanan masih menggunakan mocaf sebagai campuran tepung terigu,” jelas Humas BMW, Siti Sundari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya