SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengrajin tas (JIBI/Solopos/Ujang Zaelani)

Usaha kecil menengah dari pengrajin luar Jawa dinilai sulit bersaing.

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO-Produk kerajinan yang dihasilkan pengrajin dari luar Pulau Jawa sulit bersaing akibat tingginya ongkos produksi yang harus dikeluarkan.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Hal itu diungkapkan seorang pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kepulauan Riau, Yusnita Amir Faizah.

“Dari sisi hari, produk kerajinan yang kami sulit bersaing dengan produk serupa hasil produksi pengrajin di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah. Harga bahan baku dan upah pekerja yang dikeluarkan pengrajin di Jawa Tengah relatif lebih murah dibandingkan di Kepulauan Riau,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (21/8/2015).

Yusnita mengatakan hal itu di sela-sela Pameran Pesona Produk Kriya Dekranasda Jawa Tengah yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-65 Provinsi Jawa Tengah di Sasana Krida Budaya, Kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto.

Dalam pameran yang dibuka Ketua Dekranasda Jawa Tengah Atiqoh Ganjar Pranowo pada Jumat dan akan berlangsung hingga hari Minggu (23/8) itu, Dekranasda Kepulauan Riau hadir sebagai peserta kehormatan.

Lebih lanjut, Yusnita mengatakan bahwa pengrajin di Kepulauan Riau harus mengeluarkan Rp110 ribu per hari untuk membayar seorang pekerja lepas harian.

“Padahal di Jawa Tengah, cukup dengan separuhnya saja sudah mencukupi biaya hidup bagi buruh lepas yang dipekerjakan,” katanya.

Oleh karena tingginya upah pekerja yang disesuaikan dengan biaya hidup di Kepulauan Riau, kata dia, secara otomatis berpengaruh terhadap harga jual produk kerajinan daerah itu sehingga sulit bersaing dengan kerajinan yang diproduksi di Jawa Tengah meskipun kualitasnya tidak kalah bagus.

“Apalagi produk-produk kerajinan Jawa Tengah sangat variatif dan kreatif dibandingkan daerah lain,” kata dia yang membawa produk kerajinan tikar khas Anyaman Natuna dan lampu hias dari kerang Gonggong untuk keperluan pameran.

Dalam pameran yang diikuti 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah, sebagian besar produk yang dipamerkan berupa kerajinan batik seperti batik khas Gumelem yang diusung Dekranasda Kabupaten Banjarnegara.

Salah seorang pengurus Dekranasda Kabupaten Banjarnegara, Teguh mengatakan bahwa saat ini batik Gumelem yang memiliki motif khas berwarna gelap tanpa pola telah berhasil menembus pasar nasional.

“Semoga lewat pameran ini, batik Gumelem yang menonjolkan kewibawaan pemakainya ini, bisa lebih dikenal lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya