SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BANTUL—Potensi sumber daya alam di laut selatan Jawa, khususnya di Bantul, belum dimanfaatkan secara optimal selain untuk objek wisata. Padahal, sekitar 20 tahun lalu, masyarakat pesisir Bantul cukup dikenal dengan kegiatan usaha garam rakyat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karena terkendala persaingan harga dengan garam produksi pabrik, usaha garam rakyat pun gulung tikar. “Untuk mendapatkan gambaran proses pembuatan garam secara tradisional kala itu, kami telah melakukan rekonstruksi pada Mei 2011 lalu,” kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul, Rudy Suharta kepada Harian Jogja, Kamis (13/8).

Demi mewujudkan Bantul sebagai salah satu sentra penghasil garam, DKP kini tengah mengupayakan kucuran anggaran dari APBN. “Kami berharap ada anggaran dari PNPM melalui program pengembangan usaha garam rakyat (Pugar),” terang Rudy.

Jika pengajuan permohonan anggaran melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan itu terkabul, Rudy menambahkan, produksi garam rakyat bisa dilakukan mulai 2013 mendatang. Sejumlah lahan yang bisa dimanfaatkan untuk produksi garam rakyat meliputi wilayah Sangkring, Pandansimo hingga Pantai Gua Cemara.

Menurut dosen ahli dari Fakultas Teknik Kimia UAD Yogyakarta, Imam Santoso, pengolahan air laut dari Pantai Gua Cemara secara konvensional yang dipadu dengan metode penguapanbleng (air tua) mampu menghasilkan garam berkualitas lembut.

“Tinggal ditambahkan zat iodium, sudah bisa dikonsumsi. Tentunya setelah melalui beberapa tahap penyaringan untuk memisahkan kristal garam dari material lain,” terangnya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya