SOLOPOS.COM - Suparjo, 42, melayani pengemudi ojek daring membeli makanan untuk pelanggan melalui aplikasi di Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Sabtu (23/10/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Telepon pintar Suparjo, 42, berdering, pagi itu.  Ia menerima pesanan satu porsi cappucino cincau melalui platform antar pesan makanan.

Itu merupakan pesanan pertamanya melalui platform antar pesan makanan pagi itu. Bapak tiga anak tersebut bergegas meracik cappucino cincau sekitar 10 menit. Namun, kurir yang mengambil dan mengantarkan pesasan belum kunjung tiba di lapaknya di Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Sragen,

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kecamatan Plupuh masih jarang ada pengemudi ojek online/kurir. Kurir yang mendapatkan pesanan pagi itu berlokasi di wilayah Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen. Butuh waktu tempuh sekitar 14 menit untuk mengambil cappucino cincau dari lokasi kurir.

Ekspedisi Mudik 2024

“Para ojol kebanyakan ke Masaran, Gemolong, atau Solo yang lebih ramai. Yang di daerah Plupuh masih jarang. Tapi ada satu dua pesanan dari aplikasi setiap hari,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (23/10/2021).

Baca Juga: Warga Gempol Klaten Raup Jutaan Rupiah dari Usaha Maggot, Masalah Sampah Pun Kelar

Suparjo merintis usaha Cappucino Cincau dan Lontong Sayur sejak setelah Lebaran 2021. Sebelumnya, dia menjalankan usaha produksi tas di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Usaha itu akhirnya gulung tikar di tahun kelima bertepatan dengan pandemi Covid-19 menyerang.

Dia bersama istri mencoba bertahan tetapi tidak ada pemasukan untuk membayar biaya kontrakan. Ia juga masih menanggung beban upah bagi tujuh karyawannya saat itu. Maklum, pelanggannya merupakan perusahaan travel yang melayani perjalanan ibadah umrah dan haji sedangkan perjalanan itu disetop saat pandemi.

bangkit dengan usaha capuccino
Suparjo, 42, menunjukkan produk cappucino cincau di Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Sabtu (23/10/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Jumlah pelaku usaha mikro dan kecil mengalami perubahan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 dan 2020 yang dirangkum Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan adanya pengurangan usaha mikro dan usaha kecil sebanyak 412.390 orang (9,24%) dari 4,46 juta pada 2019 menjadi 4,05 juta orang pada 2020.

Baca Juga: Layak Dicoba, Ini Deretan Bisnis Ternak Paling Menguntungkan

Sedangkan pelaku usaha mikro informal, baik yang berusaha sendiri tanpa dibantu buruh maupun dibantu buruh tidak tetap, pada 2020 bertambah 1,18 juta orang (2,62%). Dari 45,07 juta orang pada 2019 menjadi 46,25 juta orang pada 2020.

Kenaikan jumlah pelaku usaha mikro informal tersebut dipicu berkurangnya kesempatan kerja atau berkurangnya pekerja di sektor formal sebanyak 6,03 juta orang (10,7%). Dari 56,80 juta pada 2019 menjadi 50,77 orang pada 2020.

Jeli Lihat Peluang

Sementara itu, gulung tikar bukan akhir dunia bagi pelaku usaha seperti Suparjo. Ia memilih pulang ke kampung halaman sang istri, Nur Widianingsih, 42, di Plupuh. Dia melihat peluang usaha minuman kopi dan lontong sayur yang laris di Jakarta belum ada di Plupuh.

Bapak tiga anak tersebut mencoba bangkit dengan belajar dan memakai uang sisa sebagai modal mendirikan lapak sederhana dengan tenda di halaman rumah. Dia juga aktif menambah pengetahuan usaha, salah satunya melalui Komunitas Partner GoFood (Kompag) Solo yang diadakan secara daring.

GoFood
Suparjo, 42, menyerahkan cappucino cincau kepada pengemudi ojek daring membeli makanan untuk pelanggan melalui aplikasi di Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Sabtu (23/10/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

“Di situ ada pengurusnya yang saling memberikan tips untuk mengembangkan usaha. Utamanya strategi pemasaran dengan promosi. Pebisnis intinya ingin usahanya makin gede, tapi saya terkendala dengan keadaan sehingga posisinya belum bisa maksimal,” jelasnya.

Baca Juga: Mengenal Thrifting yang Ubah Barang Bekas Jadi Cuan

Saling Belajar

Ketua Kompag Solo, Sri Prihatin, menjelaskan Kompag terbentuk sejak dua tahun terakhir. Anggota Kompag tergolong sedikit pada tahun pertama. Namun kemudian berkembang hingga ada 518 anggota dari berbagai wilayah di Soloraya.

Dua di antaranya terkonfirmasi merintis usaha baru setelah usaha sebelumnya gulung tikar dan mengalami pemutusan hubungan kerja.

“Kompag ini visi misinya belajar, berbagi, dan berkoneksi. GoFood sebagai wadah di mana anggotanya para partner GoFood. Di dalam Kompag ada pembelajaran bisnis rutin gratis dan ada kompetisi yang membuat para partner bersemangat mengikuti pembelajaran,” katanya, Rabu (27/10/2021) petang.

Sri Prihatin menjelaskan ada sekitar 20 UMKM yang aktif. Hal ini disebabkan antara lain kesibukan UMKM menjalankan usaha sehingga jarang ikut pelatihan. Pelatihan secara daring yang diminati berupa strategi meningkatkan penjualan, membuat konten promosi, dan mengakses kredit.

Baca Juga: Pandemi Picu Kampung di Salatiga Jadi Sentra Tanaman Hias

“Sebenarnya UMKM diuntungkan dapat banyak ilmu itu. Tinggal kami sendiri mau memanfaatkan atau tidak. Saya sendiri butuh ilmu, selagi bisa jualan pasti ikut,” ungkapnya.

Adapun Sri merintis usaha Klinik Rasa di Kartasura,, Sukoharjo, sejak 2020 dengan menumpang dapur dan meminjam peralatan masak dari adik serta kakaknya. Kini dia bisa membangun dapur sendiri. Dia mendapatkan belasan transaksi/hari dari layanan platform antar pesan makanan.

Head of Regional Corporate Affairs Gojek Central West Java, Mulawarman, menjelaskan semula layanan Gojek yang banyak digunakan adalah layanan transportasi. Perubahan perilaku masyarakat membuat layanan GoFood dan GoSend juga banyak digunakan pengguna aplikasi. Jumlahnya meningkat 20 persen pada tahun lalu.

“Kami punya beberapa fokus utama pengembangan isu dan investasi pada fitur layanan, mulai dari driver-nya ada suhu tubuh dan chatbot. Kami juga melakukan investasi sumber daya manusia untuk teknologi pada layanan kami,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya