SOLOPOS.COM - Pekerja mengecat rangka dalam proyek revitalisasi Gladak Langen Bogan (Galabo), Solo. Salah satu wujud revitalisasi kawasan kuliner itu adalah penggunaan kanopi geser yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan sehingga nantinya dapat menambah kenyamanan pengunjung. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)


Pekerja mengecat rangka dalam proyek revitalisasi Gladak Langen Bogan (Galabo), Solo. Salah satu wujud revitalisasi kawasan kuliner itu adalah penggunaan kanopi geser yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan sehingga nantinya dapat menambah kenyamanan pengunjung. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – UPTD Kawasan Kuliner Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo siap memasilitasi semua pedagang kaki lima (PKL) Beteng Utara yang berjualan di area kawasan Gladak Langen Bogan (Galabo) untuk menempati lokasi berjualan seperti semula. Hal itu ditegaskan Kepala UPTD Kawasan Kuliner, Agus Sisworiyanto.
“Tidak ada penempatan dengan cara diundi. Semua PKL Beteng Utara akan ditata rapi dan bisa menempati selter seperti semula,” papar Agus kepada Solopos.com, Kamis (22/11/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Agus menjelaskan penataan yang dimaksud mengenai tata tertib berjualan, penyajian menu makanan kepada konsumen dan penampilan pedagang yang direncanakan memakai seragam. Selama ini, Agus mengatakan tempat berjualan PKL terkesan kumuh. “Oleh karena itu, konsep selter baru akan dirubah menjadi lebih bersih. Menu makanannya bagi PKL juga harus menjamin halal dan berkualitas. Semua ini tidak lain supaya konsumen terkesan saat membeli makanan di area Galabo. Karena konsepnya ke depan memang kawasan kuliner,” papar Agus.

Ekspedisi Mudik 2024

Penanganan dan pembinaan bagi pedagang di kawasan Galabo, sambung Agus, berlaku bagi PKL siang dan pedagang kuliner yang berjualan malam hari. “Kami akan fasilitasi semua. Tidak ada perlakuan yang di-anak tirikan dan di-anak emaskan. Mengenai tempat berjualan, kami tidak mengambil kepentingan pribadi atau kepentingan yang menggunakan uang. Ini murni demi kepentingan pedagang,” jelas Agus.

Saat disinggung mengenai batas waktu renovasi pembuatan selter, Agus memaparkan Desember sudah rampung. Setelah renovasi selesai, pihaknya akan berkonsultasi dengan sejumlah dinas terkait, salah satunya Dinas Pengelolaan Pasar (DPP). “Tujuannya untuk melanjutkan pembahasan mengenai usulan pengelolaan manajemen satu atap. Kami akui dari dari awal memang masih sebatas rencana. Semua harus dikomunikasikan, tentu melibatkan Kepala DPP, bukan dengan kepala bidang (Kabid),” papar Agus.

Saat ini, dirinya mengakui belum bisa membeberkan terlalu jauh mengenai konsep manajemen satu atap. Sebab, konsep tersebut harus disahkan melalui penetapan SK Walikota. “Kalau bangunan selter sudah selesai, nanti kami undang Pak Walikota untuk meresmikannya. Mengenai landasan hukum manajemen satu atap, ya harus menunggu Perwali,” pungkas Agus.
Seperti diberitakan, PKL Beteng Utara menolak penempatan selter baru di Galabo dilakukan secara undian. Sebab, penempatan secara undian justru meresahkan pedagang.

“Informasi yang saya dengar penempatan PKL dilakukan dengan cara diundi. Kami tegas menolak cara itu. Sekilas memang kayak adil, tapi saya yakin akan menimbulkan gejolak di belakang hari. Kan kasihan kalau PKL yang sudah lama menempati area di sisi barat harus berpindah ke timur, atau sebaliknya. Karena lokasi berjualan berkaitan pedagang yang mempunyai pelanggan tetap,” jelas Ketua Paguyuban PKL Beteng Utara, Habib Mas’ud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya